Rabu 18 Aug 2021 15:18 WIB

Jerman Dikritik karena Hanya Bawa Tujuh Orang dari Kabul

Pesawat militer Jerman hanya mengevakuasi tujuh orang dari Kabul, Afghanistan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Ratusan orang berlari di samping pesawat angkut C-17 Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan bandara internasional, di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus. 2021.
Foto: UGC terverifikasi melalui AP
Ratusan orang berlari di samping pesawat angkut C-17 Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan bandara internasional, di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus. 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kementerian Luar Negeri Jerman mengonfirmasi pesawat militer mereka hanya mengevakuasi tujuh orang dari Kabul, Afghanistan. Walaupun pesawat A-400m berhasil mendarat tapi hanya sedikit yang dapat diangkut pulang ke Jerman karena keadaan kacau di bandara.

Namun Negeri Panzer mengatakan pesawat itu membawa pasukan untuk membantu proses evakuasi di Afghanistan. Seperti negara-negara Eropa lainnya, Jerman berusaha mengevakuasi diplomat, warga negaranya, dan staf Afghanistan dari negara itu setelah Taliban merebut Kabul.

Baca Juga

Pesawat transportasi A-400M yang dapat mengangkut 150 orang mendarat di bandara militer pada Senin (16/8) malam. Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan pesawat itu hanya dapat mengangkut tujuh orang karena belum ada perlindungan militer.

"Kami dapat mengonfirmasi tujuh orang telah dievakuasi dari Kabul dalam penerbangan semalam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman dalam pernyataannya seperti dikutip Euro News, Rabu (18/8).

"Karena situasi yang chaos di bandara dan baku tembak di titik-titik akses, semalam tidak ada jaminan lebih banyak warga Jerman dan warga negara lain yang hendak dievakuasi dapat akses ke bandara tanpa perlindungan militer," tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Jerman menambahkan pesawat itu harus segera lepas landas sebab 'situasi yang sangat berbahaya' di titik-titik akses ke bandara. Penuhnya orang di lepas landas bandara Kabul membuat penerbangan militer dan sipil ditangguhkan.

"Akan menjadi risiko yang tidak dapat diterima. Membahayakan nyawa dan tubuh orang-orang yang berada di landasan jika orang-orang yang hendak dievakuasi dipanggil datang ke bandara sebelum izin mendarat diberikan dan sebelum aksesnya diamankan pasukan militer Jerman," kata juru bicara tersebut.

"Kami bekerja dengan tekanan tinggi agar evakuasi kelompok pertama berhasil dilakukan dalam waktu beberapa jam ke depan," tambahnya.

Sedikitnya jumlah orang yang diangkut pesawat Jerman dikritik banyak pihak. Jurnalis dan penulis Hasnain Kazim mengatakan birokrasi Jerman membahayakan nyawa rakyat Afghanistan.

Anggota Parlemen dari Partai Hijau Tobias Lindner mengatakan pihak berwenang Jerman harus menggunakan seluruh kursi pesawat untuk evakuasi di masa depan. Hal itu harus dilakukan demi menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin orang Afghanistan. "Mendaratnya A-400M di Kabul penuh dengan risiko, tidak cocok sama sekali dengan hanya membawa tujuh orang," katanya.

"Seharusnya tidak boleh ada kursi kosong dalam penerbangan seperti ini, juga karena tidak ada yang tahu berapa lama evakuasi udara dapat dilakukan," ujar Lindner.

Kantor berita Jerman DPA melaporkan pesawat militer itu berputar-putar di atas bandara sebelum akhirnya bisa mendarat dengan sedikit bahan bakar. Saat ini dua pesawat dikirim ke Tashkent untuk untuk mengevakuasi personel di sana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement