Rabu 18 Aug 2021 15:54 WIB

Pemerintah Bangun 11 Stasiun Bumi untuk Operasional SATRIA-I

Satelit SATRIA-I nantinya menjangkau 150 ribu titik layanan publik di berbagai sektor

Rep: Fauziah Mursid / Red: Dwi Murdaningsih
Satelit  (ilustrasi)
Satelit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersama Badan Usaha Pelaksana akan membangun 11 Stasiun Bumi untuk mendukung proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Satelit Multifungsi Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-I. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan, proyek SATRIA-I direncanakan memiliki 11 stasiun bumi atau gateways sebagai bagian dari tersesterial segment yang akan menghubungkan satelit dengan bumi.

“Selain di Cikarang, 10 gateways lainnya akan dibangun di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura, yang mana kesepuluh pembangunan gateways ini masih dalam proses pengadaan lahan,” ujar Johnny melalui siaran persnya usai Groundbreaking Ceremony Stasiun Bumi Proyek KPBU Satelit Multifungsi Pemerintah, di Gedung PSN, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (18/8).

Baca Juga

Johnny mengatakan, keberadaan stasiun pengendali digital ini diperlukan untuk mengawasi pergerakan Satelit SATRIA-I. Karena itu, momentum peletakan batu pertama bagian upaya dan fondasi transformasi digital Indonesia. 

 

Ia mendorong kolaborasi seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa digital. Johnny menjelaskan, pembangunan stasiun bumi Satelit SATRIA-I nantinya akan menjangkau 150 ribu titik layanan publik di berbagai sektor.

“Melalui teknologi High Throughput Satellite (HTS), proyek Satelit SATRIA-I pada tahun 2023 nantinya akan menghadirkan internet dengan kapasitas 150 Gbps di 150.000 titik layanan publik,” katanya.

Adapun 150 ribu titik layanan publik itu masing-masing mencakup, 93.900 titik sekolah dan pesantren untuk mendukung pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer. Selain itu, ada juga di 3.700 titik puskesmas dan rumah sakit, serta layanan kesehatan lainnya untuk menyokong kebutuhan database kesehatan yang terintegrasi dan terpusat dan memberikan pelayanan optimal.

Dari sektor keamanan, Johnny menyebutkan ada 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), untuk mendukung kebutuhan administrasi keamanan yang dapat diandalkan.

“Juga ada 47.900 titik kantor desa/kelurahan, kecamatan, dan pemerintah daerah lainnya, agar dapat mengoptimalkan pelayanan sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE/e-government) secara efisien dan efektif, serta 600 titik layanan publik lainnya,” katanya.

 

Politikus Partai NasDem itu menegaskan meskipun di tengah pandemi Covid-19, proyek SATRIA-1 akan terus diwujudkan demi menghadirkan konektivitas digital di seluruh pelosok nusantara.

Konstruksi SATRIA-I telah dimulai 3 September 2020 dengan target peluncuran tahun 2023. Saat ini, meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, konstruksi SATRIA telah berjalan dengan kemajuan sebesar 30 persen per akhir Juli 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya