Jumat 20 Aug 2021 20:18 WIB

Ini Permintaan Taliban untuk Para Imam

Para imam diminta menghentikan laporan negatif tentang Taliban.

Rep: Ratna ajeng tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Ini Permintaan Taliban untuk Para Imam. Foto:  FILE - Dalam arsip foto Selasa, 17 Agustus 2021 ini, orang-orang yang datang dari Kabul tiba di bandara Roissy Charles Gaulle, utara Paris. Prancis mengevakuasi beberapa lusin orang dari Kabul semalam dengan pesawat militer setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
Foto: AP/Francois Mori
Ini Permintaan Taliban untuk Para Imam. Foto: FILE - Dalam arsip foto Selasa, 17 Agustus 2021 ini, orang-orang yang datang dari Kabul tiba di bandara Roissy Charles Gaulle, utara Paris. Prancis mengevakuasi beberapa lusin orang dari Kabul semalam dengan pesawat militer setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL  -- Taliban mendesak para imam di Afghanistan untuk mencoba melawan laporan negatif tentang gerakan mereka. Selain itu, Taliban membujuk warga untuk tidak keluar negeri.

Permintaan ini diutarakan  menjelang sholat Jumat pertama sejak perebutan Kabul secara dramatis. 

Baca Juga

Dilansir di uk.news.yahoo.com, dalam sebuah pesan pada Kamis (19/8), menyebutkan kerumunan terus berkumpul di luar bandara Kabul untuk penerbangan ke luar negeri. Taliban berharap semua imam di Kabul dan provinsi-provinsi akan mempromosikan manfaat sistem Islam dan mendesak persatuan.

Mereka harus mendorong rekan-rekan kita untuk bekerja untuk pembangunan negara, dan tidak mencoba untuk meninggalkan negara dan menjawab propaganda negatif.

Pesan itu datang ketika pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera turun ke jalan-jalan di lebih banyak kota Afghanistan ketika oposisi populer terhadap Taliban menyebar.

Sebelumnya Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, mengumumkan pembentukan Emirat Islam Afghanistan melalui Twitter nya. Deklarasi itu, dilakukan pada peringatan 102 tahun kemerdekaan negara itu dari pemerintahan Inggris dan empat hari setelah militan merebut Kabul.

Perayaan hari Kemerdekaan itu, dilakukan Taliban dengan deklarasi telah mengalahkan Amerika Serikat. Taliban, yang memerintah Afghanistan antara tahun 1996 hingga 2001, sejauh ini tidak menawarkan rencana kepada pemerintah yang akan mereka pimpin, selain mengatakan akan dipandu oleh hukum Syariah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement