Rabu 25 Aug 2021 17:22 WIB

Sinyal Positif dari Kabar Disetujuinya Sinovac oleh Saudi

KJRI Jeddah masih menanti pengumuman resmi dibukanya haji umrah bagi Indonesia.

Sudah dua tahun lamanya, jamaah haji dan umrah asal Indonesia tidak bisa bertolak ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Sudah dua tahun lamanya, jamaah haji dan umrah asal Indonesia tidak bisa bertolak ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ali Yusuf, Zahrotul Oktaviani, Mabruroh

Kabar baik tentang dibukanya ibadah haji dan umrah bagi jamah asal Indonesia muncul setelah Pemerintah Arab Saudi menyetujui penggunaan vaksin asal China, Sinovac dan Sinopharm. Setelah dua tahun tidak bisa berangkat haji dan umrah sinyal harapan pun muncul.

Baca Juga

"Sinyal arah dibukanya umrah kembali bagi masyarakat muslim Indonesia semakin terang," kata Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur, saat dihubungi Republika, Rabu (25/8).

Sinyal positif itu juga muncul setelah ada informasi yang menyatakan ekspatriat yang yang telah mendapatkan vaksin lengkap di Saudi Arabia lalu keluar kembali ke negara masing-masing sudah dapat langsung kembali ke Saudi Arabia. Mereka tidak perlu transit melalui negara ketiga lebih dulu.

"Untuk sembilan negara yang masih dalam kondisi suspend ini adalah sebuah kabar gembira. Sinyal yang cukup baik bahwasanya secara bertahap kondisi suspend Indonesia bisa akan dilepas," katanya.

Firmam mengatakan, kabar yang paling membahagiakan penyelenggara perjalanan ibadah umrah adalah adanya informasi Sinovac dan Sinopharm termasuk vaksin yang dapat diterima masuk ke Saudi Arabia. Walaupun masih ada persyaratan booster sebagai tambahan satu suntikan vaksin lagi dari empat jenis yang telah diakui oleh Saudi Arabia.

"Amphuri melihat ini sebagai kabar gembira berharap prosesnya akan berjalan cukup baik dan diakhiri akan mengarah kepada diperbolehkannya Jamaah Haji Jamaah umrah Indonesia untuk kembali bisa menaikkan ibadah ke Tanah Suci," katanya.

Pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi bukanlah umrah yang mudah. Sejumlah persyaratan ketat akan ditetapkan. Namun dari beberapa persyaratan telah disampaikan oleh Saudi Arabia, Amphuri mengaku sudah siap.

"Insya Allah Amphuri dan seluruh seluruh anggota di bawahnya sudah siap untuk memenuhi semua persyaratan tersebut," katanya. Baginya yang paling penting saat ini adalah kepastian tentang dicabutnya suspensi serta diaktifkannya proses visa umrah bagi jamaah Indonesia. Harapannya jamaah yang sudah tertunda keberangkatannya sejak 27 Februari tahun lalu dapat segera diberangkatkan.

"Setelah hampir dua tahun menunggu ini segera direalisasikan. Sehingga para penyelenggara dapat kembali melayani khususnya jamaah yang tertunda keberangkatannya," katanya.

Firman memastikan, vaksin adalah persyaratan utama untuk mendapatkan izin atau visa menuju Saudi Arabia. Untuk itu Firman mengharapkan jamaah  untuk mulai melakukan persiapan vaksin tersebut sejalan dengan penggalakaan proses vaksinasi oleh pemerintah Indonesia.

"Amphuri sangat mendukung vaksinasi tersebut bahkan secara serius juga ikut aktif melakukan vaksinasi bersama yang telah dilakukan beberapa pekan yang lalu sekitar 3.300 masyarakat divaksin. Ini kontribusi Amphuri bersama warga Bekasi," katanya.

Selanjutnya kata Firman yang perlu dipertimbangkan bagi para jamaah yang akan berangkat ke Tanah Suci adalah keberangkatan hanya bisa dilakukan ketika vaksin yang kedua telah aktif selama 14 hari atau selama 15 hari. Karena rata-rata jenis vaksin yang ada di Indonesia baik Sinovac, AstraZeneca atau Pfizer itu membutuhkan waktu untuk vaksin pertama dan kedua.

Firman pun menganjurkan para jamaah yang berniat untuk berangkat umrah dalam waktu dekat segera divaksin sambil menunggu dibuka kembali prosesi umrah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement