Kamis 26 Aug 2021 09:40 WIB

Taiwan Pastikan Vaksin BioNTech Datang Lebih Awal

Vaksin BioNTech dipastikan datang satu bulan lebih cepat di Taiwan.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Vaksin BioNTech dipastikan datang satu bulan lebih cepat di Taiwan.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Vaksin BioNTech dipastikan datang satu bulan lebih cepat di Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pemerintah Taiwan mengatakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan asal Jerman, BioNTech, dapat tersedia lebih awal dari yang diperkirakan. Diperkirakan bahwa vaksin dari BioNTech datang ke Taiwan satu bulan lebih cepat dari yang dijadwalkan. 

Sebelumnya, Taiwan menuding China memblokir kesepakatan awal yang dibuat oleh negara itu bersama dengan Pfizer. Namun, Beijing telah membantah tuduhan tersebut. 

Baca Juga

Pemerintah Taiwan kemudian mengizinkan raksasa teknologi Foxconn, miliarder Gerry Gou dan TSMC untuk bernegosiasi atas namanya untuk kerjasama vaksin. Kesepakatan senilai hingga 350 juta dolar AS untuk 10 juta dosis vaksin akhirnya berhasil ditandatangani pada bulan lalu, yang akan disumbangkan kepada pemerintah untuk didistribusikan.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (25/8) malam, Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan telah diberitahu oleh TSMC bahwa batch tambahan vaksin yang dibuat untuk agen penjualan Cina BioNTech Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd akan meninggalkan pabrik pada bagian kedua Agustus. Vaksin batch ini lebih awal dari batch pertama pasokan yang dijadwalkan. 

Banyak negara di dunia yang secara aktif berusaha untuk mendapatkannya. Jika Taiwan tidak mengupayakannya, batch vaksin ini dapat dikirim ke negara lain. Vaksin-vaksin itu awalnya dimaksudkan untuk tempat lain dan memiliki nama Fosun dalam bahasa Cina, dan meskipun ini bukan tujuan awal Taiwan, itu dapat diterima.

Baca juga : Menkeu Ungkap Alasan Pengadaan Vaksin Berbayar pada 2022

"Selama kualitas vaksin terjamin, cara pelabelan bisa diberikan keleluasaan, sehingga pemerintah bisa menerimanya,” ujar TSMC dalam sebuah pernyataan, dilansir The Strait Times, Kamis (26/8). 

Sementara Kepala Eksekutif BioNTech Ugur Sahin mengatakan pada April bahwa diharapkan vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaannya akan mendapat persetujuan dari otoritas Cina paling lambat Jun. Namun, hingga saat ini belum ada persetujuan yang diberikan.

Vaksin dari BioNTech sejauh ini hanya disetujui di Hong Kong dan Makau yang berada dalam wilayah Cina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement