REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengibarkan bendera setengah tiang, untuk menghormati pasukan militer yang tewas akibat ledakan bom di bandara Kabul pada Kamis (26/8). Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, penurunan bendera setengah tiang dilakukan di semua gedung pemerintahan, pos militer, hingga di tempat umum.
"Sebagai tanda penghormatan, mulai hari ini bendera Amerika Serikat akan dikibarkan setengah tiang di Gedung Putih dan di semua gedung pemerintahan, pekarangan umum, di semua pos militer, stasiun angkatan laut dan semua kapal angkatan laut, serta pemerintah federal dan negara bagian. Termasuk Distrik Columbia dan di seluruh wilayah Amerika Serikat,” kata Psaki, dilansir the Hill, Jumat (27/8).
Psaki mengatakan, bendera akan dikibarkan setengah tiang sampai matahari terbenam pada Senin (30/8). Ketua House of Representative Nancy Pelosi juga telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Capitol.
Korban meninggal akibat serangan bom di bandara Kabul meningkat menjadi setidaknya 72 jiwa. Sementara korban luka mencapai 158 orang. Dari keseluruhan korban tewas yang telah terdata, 13 di antaranya adalah tentara AS.
Ledakan kembar terjadi di area bandara Kabul pada Kamis (26/8). Satu ledakan di gerbang sekunder timur bandara, dan ledakan lainnya di sebuah hotel dekat bandara yang digunakan oleh pasukan AS dan Inggris.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengkonfirmasi bahwa, warga sipil dan tentara AS menjadi korban dalam ledakan di Abbey Gate. Kemudian ledakan lainnya terjadi di dekat Baron Hotel, yang tidak jauh dari Abbey Gate.
Hotel Baron terletak sekitar 200 meter dari Abbey Gate. Hotel itu telah digunakan oleh beberapa negara barat sebagai titik awal untuk evakuasi, yang dimulai pada 14 Agustus.
Komandan Komando Pusat AS, Kenneth McKenzie, mengatakan, seorang pembom bunuh diri meledakkan perangkat bom mereka saat sedang digeledah oleh militer AS di Abbey Gate. McKenzie mengatakan, serangan di Abbey Gate diikuti oleh penembakan yang dilakukan militan ISIS terhadap warga sipil dan pasukan militer.
Presiden AS Joe Biden bersumpah akan membalas serangan bom bunuh diri di Kabul yang terjadi pada Kamis (26/8). Biden akan memburu mereka yang bertanggung jawab dan membayar perbuatannya.
Dalam sebuah pidato di Gedung Putih, Biden mengkonfirmasi bahwa pengeboman itu dilakukan oleh Islamic State of Khorasan Province (ISKP) atau yang biasa disebut ISIS-Khorasan (ISIS-K), yaitu kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Afghanistan. "Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah bahwa kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan lupa. Kami akan memburu Anda," kata Biden, dilansir Aljazirah.
Biden mengatakan, AS akan melanjutkan evakuasi meskipun ada insiden serangan bom. Biden menegaskan bahwa, pemerintah akan melindungi warga AS dan sekutu dalam proses evakuasi. “(Proses evakuasi) kami tidak akan terhalang oleh teroris, kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami. Evakuasi akan terus kami lakukan,” ujar Biden.