Ahad 29 Aug 2021 07:04 WIB

Taliban Izinkan Tenaga Medis Perempuan Afghanistan Kembali

Taliban tak memiliki masalah dengan perempauan yang bekerja sebagai tenaga kesehatan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
 Seorang Afghanistan memegang bendera Taliban di Kabul, Afghanistan (ilustrasi)
Foto: AP
Seorang Afghanistan memegang bendera Taliban di Kabul, Afghanistan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban meminta semua perempuan yang berprofesi sebagai petugas kesehatan untuk kembali melanjutkan tugas mereka. Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan, Taliban tidak memiliki masalah dengan perempauan yang bekerja sebagai petugas kesehatan wanita untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

Ini adalah sikap resmi pertama dari Taliban terhadap petugas kesehatan publik, sejak mereka mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu. Langkah Taliban mengizinkan perempuan yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan dapat tetap bekerja, disambut baik oleh beberapa pihak.

Baca Juga

"Saya satu-satunya ahli bedah saraf Afghanistan pertama yang memegang gelar medis teratas dalam bedah saraf dari CPSP (College of Physicians and Surgeons) Pakistan. Jika Anda menjamin keamanan saya, saya siap untuk datang ke Kabul," ujar seorang warga Afghanistan yang tidak disebutkan namanya, dilansir Anadolu Agency, Ahad (29/8).

Secara terpisah, Taliban juga mengeluarkan peringatan keras kepada warga untuk menyerahkan semua senjata dan sumber daya yang dijarah, pada saat Taliban menguasai Kabul. Taliban mengatakan, mereka yang melanggar perintah tersebut akan diberikan hukuman.

"Semua orang yang memiliki sumber daya, senjata, amunisi, dan barang-barang pemerintah lainnya diharapkan dapat menyerahkan benda-benda tersebut kepada organ-organi Islamic Emirate dalam waktu seminggu," kata pernyataan Taliban. 

Baca juga : Mengapa ISIS-K Memusuhi Taliban Afghanistan?

Taliban sebelumnya mengumumkan bahwa, mereka telah mendeklarasikan amnesti bagi semua orang di Afghanistan. Taliban juga meminta warga Afghanistan untuk kembali bekerja. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement