REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Otoritas pendudukan Israel akhirnya mengizinkan sejumlah barang bangunan masuk ke Gaza untuk pertama kalinya sejak Operasi Penjaga Tembok sejak konflik terakhir. Beberapa bahan bangunan seperti kerikil, semen, papan gipsum, dan granit sudah bisa memasuki wilayah itu.
Dilansir dari The Gaza Post, Senin (30/8) kedatangan materi datang dengan gangguan lain di perbatasan Gaza. Namun bahan-bahan ini diharapkan dapat membantu kembali kota setelah rusak karena serangan Israel dalam konflik terakhir.
Selama ini, untuk membangun kembali bangunan yang hancur, warga terpaksa menggunakan kembali bekas puing-puing. Jalur pesisir di wilayah Gaza, salah satu daerah terpadat di dunia, mengalami kerusakan substansial pada infrastruktur dan bangunannya.
Menurut kementerian pekerjaan umum dan perumahan Gaza, 2.000 rumah hancur. Di samping itu 22 ribu unit lainnya yang rusak sebagian – mengakibatkan perpindahan puluhan ribu warga Palestina. Setidaknya empat gedung tinggi diratakan, dan 74 struktur publik, termasuk fasilitas kementerian, menjadi sasaran.
Wakil Koordinator Khusus untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Lynn Hastings mengatakan kerusakan dari 11 hari serangan Israel di Gaza diperkirakan antara Rp 4,1 triliun sampai Rp 5,4 triliun menurut penilaian oleh Bank Dunia dan Uni Eropa. Sementara kerugian ekonomi diproyeksikan hampir Rp 2,8 triliun.
Menurutnya, tanpa masuknya barang secara teratur ke Gaza, berisiko bagi mata pencaharian warga serta ekonomi yang lebih luas. Ia menyebut peningkatan pergerakan dan akses juga penting untuk stabilitas yang tahan lama.