Selasa 31 Aug 2021 23:06 WIB

Laporan: AS Tolak Tawaran Taliban

Petinggi AS dan Taliban dilaporkan bertemu di Doha, Qatar.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Pejuang pasukan khusus Taliban berjaga di luar Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkannya landasan pacu, menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.
Foto: AP/Khwaja Tawfiq Sediqi
Pejuang pasukan khusus Taliban berjaga di luar Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa, 31 Agustus 2021. Taliban menguasai penuh bandara Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS terakhir meninggalkannya landasan pacu, menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Laporan The Washington Post menyebut Taliban telah menawarkan Amerika Serikat (AS) untuk menjaga Kabul tetap aman. Hanya saja tawaran itu ditolak oleh Washington dan memilih tetap meninggalkan Afghanistan sebelum tenggat waktu 31 Agustus.

Menurut sebuah sumber, kekacauan perebutan Kabul konon memicu pertemuan rahasia antara para pemimpin senior militer AS di Doha, termasuk Komandan Jenderal Komando Pusat AS Kenneth F. McKenzie dan kepala sayap politik Taliban Abdul Ghani Baradar. "Kami punya masalah. Kami punya dua pilihan untuk menghadapinya", kata menurut sumber itu mengutip Baradar.

Baca Juga

"Anda [militer Amerika Serikat] bertanggung jawab untuk mengamankan Kabul atau Anda harus mengizinkan kami melakukannya," ujarnya.

Kecepatan dan tak terduga perebutan ibu kota Afghanistan ini tampaknya membuat AS rela-rela saja untuk menyerahkan kota itu,  bahkan ketika diberi kesempatan untuk mengamankan Kabul. Keputusan yang dilaporkan dikatakan telah dimotivasi oleh tekad Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan pada 31 Agustus. Bahkan runtuhnya pemerintah yang didukung barat tidak mengubah pikirannya.

McKenzie mengatakan kepada Baradar bahwa AS hanya memiliki satu misi. Misi tersebut hanya untuk mengevakuasi warga AS, warga Afghanistan yang pernah membantu AS, dan orang lain yang berisiko.

Sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai selama pertemuan rahasia antara petinggi AS dan Taliban, AS mengambil alih Bandara Kabul sampai batas waktu yang ditentukan. AS dapat melakukan evakuasi warga asing, staf diplomatik, dan sekutu Afghanistan yang ingin meninggalkan wilayah itu, sementara Taliban mengambil kendali di Kabul.

Pada Selasa (31/8), Taliban mengambil kendali penuh atas bandara setelah pesawat AS terakhir meninggalkan landasan pacu, menandai berakhirnya perang terpanjang AS. Biden telah berjanji untuk berbicara kepada rakyat AS tentang keputusannya untuk tidak memperpanjang kehadiran militer di Afghanistan melampaui 31 Agustus pada hari Selasa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement