Rabu 01 Sep 2021 09:46 WIB

Ini yang Terjadi Jika Ada Siswa Positif Covid Saat PTM

Jika ada siswa terinfeksi maka PTM terbatas di sekolah itu dihentikan sementara.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Pelaksanaan PTM terbatas sudah dimulai dengan protokol kesehatan ketat.
Foto: Dok Humas Prov. Jateng
Pelaksanaan PTM terbatas sudah dimulai dengan protokol kesehatan ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pengawasan akan terus dilakukan terhadap pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas wilayah PPKM level 1-3 agar tetap berjalan dengan baik. Ia mengatakan, jika dalam penerapan PTM terbatas terdapat peserta didik yang terinfeksi maka PTM terbatas di sekolah tersebut akan dihentikan sementara.

"Jika nanti ditemukan adanya siswa yang terinfeksi Covid-19 maka kegiatan PTM di sekolah tersebut maka akan dihentikan selama tiga hari," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (31/8).

Baca Juga

Wiku pun berharap, ada sinergi kuat antara pemerintah, pihak sekolah dan orang tua murid untuk memastikan PTM terbatas berjalan lancar di tiap satuan pendidikan. Sebab, melalui sinergi yang baik akan membuat aktivitas siswa di sekolah dapat terpantau dengan baik dan dapat mencegah potensi penularan Covid-19 di sekolah.

Ia menyebut, pelaksanaan PTM terbatas ini sudah berlangsung sejak pekan ini, berdasarkan SKB 4 menteri yaitu Mendikbudristek, Menag, Menkes, dan Mendagri yang mengizinkan pemberlakukan kegiatan pendidikan tatap muka di daerah dengan level 1-3. "Operasional (PTM terbatas) mengacu kepada panduan pengawasan dan pembinaaan protokol kesehatan di satuan pendidikan dari Kemenkes," ujar Wiku.

Wiku melanjutkan, meski pemerintah mengakui masih adanya keterbatasan fasilitas pendukung maupun cakupan vaksinasi di beberapa daerah. Namun, hal itu tidak menjadi penghalang untuk dibukanya PTM terbatas.

Justru, Wiku meminta keterbatasan itu agar dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan bagi daerah yang telah diizinkan melakukan PTM untuk menggiatkan tiga pilar pengendalian Covid-19 di sekolahnya secara lebih masif.

Wiku mengatakan vaksinasi tenaga pendidik maupun peserta didik harus terus dilakukan untuk memastikan perlindungan maksimal dalam kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Karena itu, Wiku menyebut pemerintah saat ini memperbanyak vaksinasi kepada peserta didik maupun tenaga pendidik.

"Berdasarkan data per 31 Agustus, telah sebanyak 1,9 juta tenaga pendidik dan 1,7 juta anak usia 12-17 tahun yang tergolong usia pelajar yang sudah divaksin penuh," ujar Wiku.

Wiku optimistis vaksinasi bisa lebih banyak diberikan kepada peserta didik maupun tenaga pendidik. Dalam survei yang dilakukan KPAI juga mayoritas peserta didik 88 persen siap divaksin. "Hasil survei tersebut menunjukan bahwa mayoritas peserta didik memiliki kesadaran dan kemauan untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi nasional," ujarnya. Karena itu, Pemerintah memastikan vaksin yang digunakan untuk peserta didik aman, efektif, dan juga minim efek samping. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement