REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia relatif stabil pada penutupan perdagangan Rabu (1/9) waktu setempat. OPEC dan sekutunya sepakat mempertahankan kebijakan mereka yang ada untuk meningkatkan produksi minyak secara bertahap.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober, turun tipis 4 sen menjadi menetap di 71,59 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober naik 9 sen menjadi ditutup pada 68,59 dolar AS per barel.
Brent telah terjun ke level terendah sesi 70,42 dolar AS per barel. Sementara WTI merosot ke posisi terendah 67,12 dolar AS per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, setuju tetap berpegang pada kebijakan mereka mulai Juli guna menghapus rekor penurunan produksi dengan menambahkan 400 ribu barel per hari (bph) per bulan ke pasar. Namun, grup tersebut merevisi prospek permintaan 2022 dan menghadapi tekanan AS untuk meningkatkan produksi lebih cepat.
"Sementara dampak pandemi Covid-19 terus menimbulkan ketidakpastian, fundamental pasar telah menguat dan persediaan (negara-negara) OECD terus turun seiring percepatan pemulihan," kata OPEC Plus dalam sebuah pernyataan.
OPEC Plus telah memenuhi target menghilangkan kelebihan minyak dari pasar global dan penting untuk menjaga keseimbangan pasar, kata negosiator utama Rusia, Alexander Novak.
Persediaan minyak mentah AS jatuh 7,2 juta barel pekan lalu menjadi 425,4 juta barel. Analis memperkirakan penurunan 3,1 juta barel.
Harga minyak mentah AS diperkirakan tetap di bawah tekanan karena produksi minyak dan gas lepas pantai di Teluk Meksiko secara bertahap pulih. Namun, beroperasinya kembali kilang-kilang di Louisiana yang ditutup oleh Badai Ida bisa memakan waktu beberapa pekan, kata para analis.