Kamis 02 Sep 2021 16:35 WIB

Harapan Besar Perfilman Asia di Balik Film Shang-Chi

Mungkin ada superhero di bioskop Asia, tetapi tidak ada di film Barat.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Harapan besar di balik film Shang-Chi.
Foto: Disney
Harapan besar di balik film Shang-Chi.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Bisakah seorang superhero keturunan Asia-Amerika di Marvel benar-benar mengubah hati dan pikiran? Bisakah industri film dunia lebih inklusif?

Itulah harapan besar yang ada di film superhero terbaru Marvel, Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings. Ini merupakan pertama Marvel yang bintang utamanya diperankan oleh aktor keturunan Asia, khususnya China. Berdasarkan karakter komik yang dibuat Steve Englehart dan Jim Starlin pada 1973, Shang-Chi memiliki sejarah tambal sulam di halaman Marvel, termasuk asosiasi stereotip ofensif.

Marvel memercayakan aktor berlatar belakang Asia-Amerika membawa cerita itu ke layar, termasuk sutradara dan penulis skenario, Destin Daniel Cretton, yaitu seorang pembuat film Jepang-Amerika untuk mengarahkan film. Baginya, Shang-Chi (yang difilmkan di Sydney pada tahun lalu) lebih dari sekadar film untuk komunitas diaspora Asia.

“Saya dibesarkan di sebuah pulau di tengah Pasifik dan saya terhubung dengan orang-orang di dunia luar dengan duduk di teater, menonton mereka di layar,” kata Cretton dilansir News.com.au, Kamis (2/9).

Cretton mengatakan, cara itu membuatnya mengetahui pengalaman budaya berbeda, serta menyadari memiliki lebih banyak kesamaan dengan anak-anak di daratan lain. Cretton mengambil dari pengalamannya bekerja di fasilitas kelompok remaja untuk membuat filmnya, termasuk untuk Shang-Chi.

“Saya mencoba mencari cara untuk memasukkan pengalaman atau pemikiran saya sendiri atau hal-hal yang saya kerjakan ke dalam proyek yang saya buat,” ujar Cretton.

Di film Shang-Chi, dia bertemu dengan karakter yang diperankan oleh Simu Liu, Tionghoa-Kanada, sebagai seorang pemuda di San Francisco. Dia mengadaptasi nama Anglikan Shaun. Shang-Chi memiliki ayah Wenwu/The Mandarin (bintang legendaris Hong Kong Tony Leung), yang merupakan kepala organisasi kejahatan Ten Rings.

“Keluarganya jelas merupakan topik yang kaya, yang selalu membuat saya merasa sangat terhubung,” kata Cretton.

Cretton dan rekan penulisnya, David Callaham, yang keturunan China-Amerika menarik banyak hal dari latar belakang mereka, seperti pengasuhan, rasa hormat kepada orang tua, dan pengorbanan orang tua.

“Anda berpotensi meninggalkan bioskop dengan perasaan lebih terhubung dengan keluarga, dengan orang tua dan kakek-nenek. Anda mungkin lebih bersyukur dan berterima kasih atas pengorbanan yang mereka lakukan,” ujar Cretton.

Mungkin ada superhero di bioskop Asia, tetapi tidak ada film Barat yang berpusat pada pahlawan super Asia. Perbedaan ini sangat signifikan bagi komunitas diaspora Asia di seluruh dunia, termasuk 1,2 juta orang Australia yang mengeklaim keturunan China dalam sensus 2016.

“Saya pikir (film) itu sangat berarti bagi banyak orang, dan saya berharap kita dapat menjangkau dan menyentuh anak-anak, dan memberi mereka harapan dan kemungkinan tak terbatas,” kata Simu Liu. Film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings tayang di bioskop mulai 2 September 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement