Jumat 03 Sep 2021 00:08 WIB

LinkedIn Hapus Fitur Story dari Platform

Pengguna LinkedIn lebih tertarik dengan konten permanen daripada video singkat.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Tampilan close-up menunjukkan aplikasi
Foto: EPA-EFE/HAYOUNG JEON
Tampilan close-up menunjukkan aplikasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Kini giliran jejaring sosial profesional LinkedIn menghapus fitur Storiesnya. Platform telah memutuskan untuk mengakhiri video singkat berdurasi pendek ini karena gagal memenuhi harapan pengguna.

Dilansir dari Malay Mail, Kamis (2/9), LinkedIn akan menghapus format Story dari platform pada akhir September. Pada 31 Agustus, Direktur Senior Produk LinkedIn Liz Li mengungkapkan perubahan fungsionalitas platform ini.

Baca Juga

“Sebagai bagian dari perubahan ini, kami akan menghapus pengalaman Stories saat ini pada akhir September, saat kami mengerjakan pengalaman baru,” ujar Li.

Lebih banyak video permanen

Jaringan profesional ini mengatakan bahwa mereka ingin lebih menyesuaikan format Story dengan kebutuhan penggunanya.

“Kami ingin merangkul media campuran dan alat kreatif Stories secara konsisten di seluruh platform kami, sambil berupaya mengintegrasikannya lebih erat dengan identitas profesional Anda,” ujar Li.

Dalam fase uji coba sejak Februari 2020, format Story jelas tidak disukai oleh pengguna LinkedIn yang lebih memilih konten permanen daripada kreasi singkat. Menurut feedback yang dilaporkan oleh Li, pengguna lebih cenderung membuat video permanen untuk lebih mencerminkan kepribadian dan jalur karier mereka.

“Kami berasumsi orang tidak ingin video informal dilampirkan ke profil mereka. Ternyata, Anda ingin membuat video abadi yang menceritakan kisah profesional Anda dengan cara yang pribadi dan yang menunjukkan kepribadian dan keahlian Anda,” jelas Li.

Menurut LinkedIn, pengguna mencari alat yang lebih kreatif untuk membuat video lebih menarik di platform dengan fitur seperti stiker. Setelah TikTok meluncurkan inisiatif “TikTok Resumes” untuk berbagi CV video, LinkedIn juga menyoroti keinginan di antara pengguna untuk membuat video profesional untuk platform tersebut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement