REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lansia yang terinfeksi Covid-19 dapat mengalami gejala khas maupun gejala tidak khas. Anggota keluarga lainnya harus jeli memperhatikan timbulnya gejala-gejala Covid-19 pada lansia agar segera berkonsultasi dengan dokter atau pelayanan fasilitas kesehatan.
"Gejala-gejala tidak khas ini harus kita perhatikan," ujar Staf Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anastasia Asylia Dinakrisma, dalam webinar pada Sabtu (4/9).
Dia menjelaskan, gejala khas Covid-19 antara lain demam dengan suhu badan 37,5 derajat celsius atau lebih serta kenaikan 1,5 derajat celcius atau lebih dari suhu biasanya juga patut diwaspadai. Kemudian, gejala saluran napas seperti patuk, pilek, nyeri tenggorkan, hidung tersumbat, hilang penciuman, dan hilang pengecepan juga dapat menjangkit lansia.
Selain gejala khas di atas, ada gejala tidak khas Covid-19 yang terjadi pada lansia. Anastasia menyebutkan, adanya perubahan kesadaran yang membuat lansia cenderung mengantuk, bicara meracau, tidak nyambung, lebih sering tidur, dan tiba-tiba mengompol.
Gejala Covid-19 pada lansia juga bisa saja nyeri dada memberat, diare, muntah-muntah, tidak mau makan, lemas makin memberat, hingga demam tinggi. Gejala stroke juga bisa terjadi seperti lemah sesisi, bicara pelo, mulut mencong, dan kejang.
Lansia juga bisa terjatuh yang menyebabkan nyeri hebat, kecurigaan patah tulang, sampai pingsan. Menurut Anastasia, kondisi-kondisi tersebut sering dijumpai di klinik-klinik tempatnya praktik."Jadi memang pasiennya hanya dibawa karena seminggu ini hanya ngantuk saja, ternyata positif. Bahkan ada yang datang karena jatuh saja, lalu diswab positif, satu-dua hari berikutnya sesak nafas, ini bukan terjadi saat sekarang ya itu di awal-awal Covid," kata dia.