REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior dan Budayawan Betawi.
Pesawat bomber nuklir USA B-52 Stratofortress yang bertolak dari Guam semalam di angkasa perairan laut Sulawesi. Pesawat ini terbang dikawal F 16 RI milik AURI. Dan ini sebagai pertanda Latma (Latihan Bersama) AURI dan US Air Force bermula.
Operasi 23 tahun USA di Afghanistan memang bikin bingung. Sebagian orang Indonesia yang kosa kata mereka tentang Islam terbatas pada radikal-radikul dan ukstram-ekstrim. Suku Pastun yang berhimpun dalam Taliban dipersiapkan jadi rulling elite Afghanistan. Afghanistan berada dalam posisi strategis di Asia Tengah. Imarat Afghanistan akan memainkan role penting di kawasan. 23 tahun USA di Afghanistan memerangi Taliban, yang katanya keok, atau jadikan Afghanisnatan jadi labooratorium politik?
Mengamati politik sekarang tak bisa lagi dengan paradigma perang dingin USSR vs Rusia pas jaman kiper PSSI masih Van der Vien. Telah 23 tahun reformasi dengan rupa-rupa model elit kekuasaan ditambah dengan konstitusi yang acak-acakan apa bukan disebut laboratorium politik? Negeri ini seperti bingkisan yang dibuang ke comberan.
Pada pertemuan tujuh partai dengan presiden apa pun itu pantas banget disebut groggy meeting meski Ketua Gerindra nampak gagah dengan masker tulale (belalai), toch vocal presentation dan gesture mereka lunglai.
Lunglai kenapa? Bloomberg bilang Indonesia bakalan default. Ditambah lagi pertanyaan menggoda qolbu, kok sejak Latma TNI AD dengan US Army hingga Latma TNI AU dengan US Air Force, pemerintah meneng wae, piye toch? Kok malah ada mentri yang anggap pimpinan PKC suri tauladan.
Posisi strategis Indonesia di Asia Tenggara dan Timur sama strategisnya dengan Afghanistan di Asia Tengah.
Rekan-rekan kaum pergerakan tak perlu meden-medini diri sendiri. Mau tiga sampai tujuh periode? Dikit lagi default. Berpolitiklah dengan paradigma baru.