REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Direktur Teknik Arsenal, Edu mengakui ada tekanan dari publik yang ia terima untuk mengarungi musim 2021/22. Menurutnya, hal serupa juga dialami oleh Mikel Arteta sebagai pelatih.
Arsenal menjadi sasaran kritik karena tercatat sebagai klub paling boros di bursa transfer musim panas tahun ini. Mereka sudah menghabiskan 157 juta poundsterling, namun publik tetap mempertanyakan kualitas enam pemain yang direkrut.
Arsenal selalu kalah di tiga pertandingan pembuka Liga Primer Inggris musim ini. Parahnya lagi, mereka tumbang di tangan klub promosi plus dipermalukan Manchester City lima gol tanpa balas.
"Kami kesulitan musim lalu karena kehilangan banyak pemain dan kami tidak punya pemain cadangan yang bagus," katanya seperti dilansir Express, Sabtu (4/9).
Menurut Edu, timnya harus punya skuat yang mumpuni untuk memenangkan pertandingan. Ia berpendapat setiap pemain juga perlu maksimal dengan penempatan posisi yang tepat selama musim kompetisi berjalan.
"Kami juga butuh landasan. Kami butuh pemain yang bisa melapisi pemain inti. Di lapangan tengah, kami sudah punya Granit Xhaka dan Thomas Partey," ujarnya.
"Karena itu, kami memilih Albert Sambi Lokonga untuk membantu mereka. Tapi di posisi nomor 10, kami merasa ada jarak yang jauh. Kami butuh kualitas pemain yang bisa menyamai Emile Smith Rowe," ucapnya menambahkan.
Selain itu, Edu merasa lini pertahanan Arsenal masih butuh perombakan. Setelah David Luiz memutuskan hengkang, Arsenal kini hanya memiliki Rob Holding dan Pablo Mari sebagai bek tengah inti.
"David Luiz sudah pergi. Kami butuh seseorang yang langsung memberikan dampak kepada tim di jangka pendek, menengah, dan panjang," ucapnya.