REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki laporan yang menyebut terjadi perdagangan anak dan pelecehan seksual dalam evakuasi warga Afghanistan dari Kabul. Pejabat AS di pusat penerimaan pengungsi di Uni Emirat Arab dan di Wisconsin telah mengidentifikasi insiden pelecehan seksual.
Di sisi lain, pernikahan anak tidak jarang terjadi di Afghanistan. AS memiliki kebijakan ketat terhadap perdagangan manusia yang mencakup penuntutan bagi pelanggar dan sanksi bagi negara-negara yang tidak menindaknya.
Sebuah dokumen internal yang dilihat oleh The Associated Press mengatakan Departemen Luar Negeri telah meminta panduan mendesak dari lembaga lai, setelah ditemukan pengantin anak-anak yang diduga dibawa ke Fort McCoy di Wisconsin. Dokumen lain, yang dijelaskan kepada AP oleh pejabat yang mengetahuinya, menyebut gadis-gadis Afghanistan di tempat transit di Abu Dhabi telah diperkosa dan dipaksa menikah agar dapat melarikan diri dari Afghanistan.
Departemen Luar Negeri tidak mengomentari dokumen tersebut. Para pejabat mengatakan mereka menanggapi semua tuduhan itu dengan serius. Namun sebagian besar tuduhan sulit untuk dibuktikan, terutama di tengah himpitan pengungsi Afghanistan yang tersebar di berbagai lokasi di Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat.
Laporan pada 27 Agustus yang dikirim ke semua kedutaan dan konsulat AS di luar negeri, serta pusat komando militer di Florida menunjukkan beberapa pria mengaku memiliki lebih dari satu istri di Fort McCoy. Dokumen berjudul Afghanistan Task Force SitRep No.63 yang dilihat oleh AP menjelaskan staf penerimaan di Fort McCoy melaporkan beberapa kasus perempuan yang menikah di bawah umur.
“Staf penerimaan di Fort McCoy melaporkan beberapa kasus perempuan di bawah umur yang telah menikah dengan pria dewasa Afghanistan, serta keluarga poligami,” kata dokumen itu.
Pada saat yang sama, pejabat AS di Uni Emirat Arab telah menyatakan keprihatinan yang sama. Mereka mengirim kabel diplomatik ke Washington dan memperingatkan beberapa gadis muda Afghanistan telah dipaksa menikah untuk melarikan diri dari Afghanistan setelah Taliban berkuasa. Pejabat yang akrab dengan kabel diplomatik tersebut dan berbicara dengan syarat anonim mengatakan laporan itu menggambarkan tuduhan oleh beberapa gadis di Humanitarian City di Abu Dhabi bahwa mereka telah mengalami pelecehan seksual.