REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala PBB akan menggelar pertemuan tingkat menteri di Jenewa pada 13 September mendatang dengan agenda percepatan pengumpulan dana untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang kian memburuk di Afghanistan. Rencana tersebut diumumkan juru bicara PBB Stephane Dujarric, Sabtu (4/8).
Diperkirakan hampir setengah dari 38 juta pendudukan Afghanistan membutuhkan bantuan. Juru Bicara PBB mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutterres juga meminta akses penuh tanpa halangan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan agar masyarakat Afghanistan dipastikan menerima bantuan yang mereka butuhkan.
Dujaricc mengatakan anggaran tahun 2021 yang diajukan PBB sebesar 1,3 miliar dolar AS baru terkumpul 40 persen sehingga masih defisit 766 juta dolar AS. "Afghanistan dibayang-bayangi bencana kemanusiaan," kata juru bicara PBB.
"Satu dari tiga orang Afghanistan tidak tahu dari mana makanan mereka yang berikutnya berasal, hampir setengah dari semua anak-anak berusia di bawah lima tahun akan mengalami malnutrisi akut dalam 12 bulan ke depan," kata Dujarric.
Sebelumnya, Dujarric mengatakan sekretaris jenderal PBB 'sangat berterima kasih pada kebaikan hati' Denmark, Kazakhstan, Makedonia Utara, Pakistan, Polandia, Qatar, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat yang menyediakan fasilitas dan transportasi untuk relokasi sementara staf PBB di Afghanistan.
Pada 18 Agustus lalu Dujarric mengatakan sekitar 100 dari 300 staf internasional PBB dipindahkan ke Kazakhstan karena alasan keamanan. Mereka akan bekerja jarak jauh dari negara itu.