REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebanyak 11 orang di Kerala, India dilaporkan menunjukkan gejala infeksi virus nipah. Sebelumnya, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun juga dikonfimasi meninggal karena virus ini dan para ahli dari negara bagian tersebut tengah memeriksa 251 orang yang sempat melakukan kontak dengan pasien.
“Ada 38 orang yang diisolasi di Rumah Sakit Kozhikode Medical College and Hospital, 11 di antaranya menunjukkan gejala. Sampel delapan orang telah dikirim ke Pune NIV (National Institute of Virology) untuk pengujian," ujar Menteri Kesehatan Kerala, Veena George, dilansir Sputnik, Selasa (7/9).
Meski demikian, sejauh ini kondisi mereka yang memiliki gejala dinilai stabil. Kementerian Kesehatan India telah memerintahkan agar pengawasan epidemiologis ditingkatkan, termasuk dengan pelacakan kontak yang lebih intensif dilakukan.
Langkah-langkah keamanan yang diperkuat terkait virus nipah juga diperkenalkan di distrik Kozhikode. Ini merupakan distrik, di mana anak remaja berusia 12 tahun yang meninggal akibat virus ini tinggal, serta di tiga distrik tetangga lainnya.
Virus nipah dibawa oleh kelelawar buah. Biasanya, orang tertular virus ini saat memakan buah yang telah terkontaminasi dengan air liur hewan yang terinfeksi.
Nipah dianggap oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu virus yang paling berbahaya. Hal itu karena tidak ada obat atau vaksin yang sejauh ini dapat ditemukan untuk melawannya.
Kasus mematikan dari nipah di India dilaporkan naik dari 40 persen menjadi 75 persen. Nipah ditemukan di negara Asia Selatan itu pertama kali pada 2001, tepatnya di wilayah Benggala Barat, kemudian di Kerala pada 2018-2019.