Rabu 08 Sep 2021 14:53 WIB

Siswa di Bandung Mengaku tak Waswas Ikut PTM Terbatas

Orang tua di Bandung lebih memilih anak ikut PTM dibandingkan belajar daring

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang murid diantar orang tuanya saat hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Ar Rafi, Jalan Sekejati, Kiaracondong, Kota Bandung.Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di 329 sekolah yang berada di Kota Bandung mulai berlangsung hari ini, Rabu (8/9). Salah satu sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka diantaranya yaitu SD Ar Rafi yang berada di Jalan Sekejati, Kota Bandung.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Seorang murid diantar orang tuanya saat hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Ar Rafi, Jalan Sekejati, Kiaracondong, Kota Bandung.Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di 329 sekolah yang berada di Kota Bandung mulai berlangsung hari ini, Rabu (8/9). Salah satu sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka diantaranya yaitu SD Ar Rafi yang berada di Jalan Sekejati, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di 329 sekolah yang berada di Kota Bandung mulai berlangsung hari ini, Rabu (8/9). Salah satu sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka diantaranya yaitu SD Ar Rafi yang berada di Jalan Sekejati, Kota Bandung.

Pantauan di lapangan, orang tua yang membawa kendaraan pribadi menurunkan anaknya di lapangan yang berada di dalam sekolah. Sedangkan siswa yang diantar menggunakan sepeda motor turun di depan sekolah.

Para siswa yang datang langsung didampingi oleh guru untuk terlebih dahulu mencuci tangan dan mengecek suhu. Selanjutnya, mereka yang memakai masker diantar menuju ke kelas masing-masing. Sepatu yang digunakan tidak diperbolehkan untuk dibawa ke kelas dan harus disimpan di rak sepatu.

Dalam ruangan kelas, hanya terdapat dua hingga tiga orang siswa didampingi guru kelas dengan menerapkan jaga jarak. Siswa lainnya mengikuti pembelajaran melalui daring.

Salah seorang siswa kelas 3, Claudia merasa senang bisa kembali mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan bertemu dengan teman-teman kelas. Ia mengaku tidak merasa khawatir atau was was saat mengikuti pembelajaran di sekolah.

Baca juga : Sekolah Tatap Muka, Sultan: Saya Enggak Berani Beri Izin

"Senang-senang aja tapi berharap setiap hari (belajar tatap muka) Gak ada perasaan was was," ujarnya saat ditemui, Rabu (8/9). Ia mengungkapkan selama belajar di rumah saat ujian tidak bisa belajar bersama dengan teman-teman sedangkan di sekolah bisa bertemu teman-teman.

"Harapannya bisa belajar bareng teman-teman lain," ujarnya. Ia melanjutkan membawa perlengkapan seperti masker dan hand sanitazer.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement