Sabtu 11 Sep 2021 12:33 WIB

Desperado dan Wanita Penjinak Ular Suku Axumite

Betapa berbahayanya ketidakpastian dan tekanan

Gambaran Ratu Shaba di suku Axumita (Ilustras()
Foto: Twitter
Gambaran Ratu Shaba di suku Axumita (Ilustras()

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ridwan Saidi, Budayawan Betawi dan Politikus Senior.

Dengan desperate sama, maknanya tertekan. Desperado lagu yang ditulis Iman Jordan dkk, dan lyric oleh Warner Chappell.

Perasaan tertekan dlm konteks lagu Desperado tentu gara-gara cinta, tapi suasana ketertekanan yang digambarkannya dapat meliput politik dan lain-lainnya.  Begini isi sebait liriknya:

If U want we could be runaways

Running from any sight of love

Yeah yeah there ain't nothing here for me

There ain't nothing here for me anymore

But I don't wanna be alone. 

Ketika orang merasa segalanya mudah untuk dikuasai karena apa yang dikehendaki dapat diwujudkan petugas. Ketika orang merasa tak pernah puas menghirup madu duniawi, orang itu tak pernah terpikir bahwa enough is enough.

Itu kemudian mewujud pada otoritas yang dominan dan tak terjangkau olehnya, maka mimpi tak dapat berlanjut. Expresi awal 'desperado' muncul dlm bentuk air mata. Desperado kemudian geragoti imunitas, maka keadaan tubuh lemah lunglai bagai ular cobra bertemu wanita suku Naja si penjinak ular dari Axumite, di Afrika sana.

Where to go? She (or he) is going nowhere. Rasa tak bertujuan dapat saja membuat seseorang malam-malam atau  kapan saja dilarikan ke Rumah Sakit. Karena kopat-kopit, bisa. Tetapi yang sudah-sudah karena sel-sel otak mati tidak untuk positif thingking. 

Sel-sel otak yang mati karena hal yang sedemikian akan meruntuhkan kemampuan bertahan tubuh. Tiba-tiba muncul konsep tentang Tuhan yang Maha Kuasa. 

Tolonglah aku ya Tuhan. Wallahu 'alam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement