REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran mengklaim penerapan protokol kesehatan (prokes) di objek wisata sudah berjalan secara ketat. Kendati demikian, antusiasme wisatawan untuk berkunjung ke sejumlah objek wisata tetap tinggi.
Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran Suheryana mengatakan, berdasarkan evaluasi sementara, pembukaan destinasi wisata berjalan baik. Ia menyebut, setiap objek wisata dibatasi pengunjungnya maksimal 25 persen dari kapasitas. Begitu juga tingkat okupansi hotel dan penginapan diawasi ketat maksimal 50 persen dari kapasitas.
"Jumlah wisatawan yang ada di setiap objek wisata selalu dipantau, dengan menghitung kendaraan yang masuk dan keluar, agar tidak melebihi kapasitas," kata dia melalui keterangan resmi, Selasa (14/9).
Ia menilai, sejauh ini penerapan pembatasan itu berjalan dengan baik. Wisatawan yang datang ke satu objek wisata dipastikan tidak sampai melebihi ketentuan yang ditentukan.
Selain itu, para petugas melakukan pemeriksaan surat vaksin di pintu masuk objek wisata di Kabupaten Pangandaran. Petugas juga melakukan Rapid Test secara acak kepada wisatawan yang tidak dapat menunjukan surat vaksin.
Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran, hasil Rapid Test acak tersebut, tidak satupun ditemukan wisatawan yang reaktif.
Ia menambahkan, penerapan prokes di objek wisata diklaim sudah dipatuhi dengan baik. ‘’Lebih 90 persennya sudah pakai masker. Wisatawan juga sadar akan pentingnya jaga jarak,’’ ujar Suheryana.
Kendati demikian, ia mengakui, masih ditemukan wisatawan yang berkerumun di objek wisata. Namun, petugas langsung memberikan pengertian agar mereka tidak berkerumun.
Sementara itu, Ketua BPC Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana mengatakan, tingkat kunjungan meningkat sejak dibukanya objek wisata. Namun pihaknya sudah mengantisipasi membludaknya wisatasan. Salah satunya, dengan dilakukan dengan rekayasa jalur.
"Jadi tidak terjadi kerumunan dan tidak terkonsentrasi pada satu tempat," kata dia.
Selain melakukan pemantauan penerapan prokes, Pemkab Pangandaran juga fokus memaksimalkan vaksinasi di daerah objek wisata. Langkah tersebut sebagai salah satu upaya membentuk kekebalan tubuh para pelaku usaha wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran.
Bupati Pangandaran Jeje WIradinata menyampaikan objek wisata yang menjadi fokus pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tersebar di empat Kecamatan yang membawahi sembilan desa. "Kami maksimalkan vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Kalipucang, Kecamatan Parigi, dan Kecamatan Cijulang," kata dia.
Jeje menambahkan, di Kecamatan Pangandaran ada empat desa yang menjadi prioritas vaksinasi Covid-19. Desa tersebut di antaranya, Desa Pangandaran, Desa Babakan, Desa Pananjung, dan Desa Wonoharjo.
Sedangkan di Kecamatan Kalipucang ada dua Desa yaitu Desa Bagolo dan Desa Emplak. Sementara di Kecamatan Parigi ada dua desa yaitu Desa Ciliang dan Desa Cibenda dan untuk Kecamatan Cijulang ada satu yaitu Desa Batukaras.
"Vaksinasi Covid-19 dilakukan sejak persiapan objek wisata diizinkan dibuka oleh Pemerintah Pusat," ujar Jeje.
Ia menambahkan, pihaknya akan membentuk lima tim vaksinasi tambahan khusus untuk menangani pelaku usaha wisata. Dengan begitu, diharapkan seluruh pelaku usaha pariwisata dapat seluruhnya divaksin, sehingga wisatawan yang datang ke Kabupaten Pangandaran dapat merasa aman.