REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Mutaqqi menuntut Amerika Serikat (AS) mencairkan aset Afghanistan. Ia pun meminta Washington menghapus nama para pemimpin Taliban dari daftar terorisme.
Mutaqqi mengatakan Taliban membutuhkan aset yang dibekukan AS untuk menjalankan pemerintahan di Afghanistan. Dia mendesak Washington tidak mencampurkan masalah kemanusiaan dan politik.
“Kami memberikan jalan yang aman bagi tentara AS untuk meninggalkan Afghanistan. Tapi alih-alih berterima kasih kepada kami, AS membekukan aset Afghanistan,” kata Mutaqqi pada Selasa (14/9), dikutip laman Al Arabiya.
Saat Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu, AS membekukan sejumlah aset milik negara tersebut. Aset tersebut antara lain berupa cadangan mata uang asing, investasi, dan emas senilai hampir 10 miliar dolar AS.
Selain perihal aset, Mutaqqi menyerukan AS menghapus nama para pemimpin Taliban yang masih ada dalam daftar hitam terorisme. Terdapat cukup banyak pemimpin Taliban yang masuk dalam daftar tersebut, salah satunya adalah Sirajuddin Haqqani. Saat ini Haqqani diketahui menjabat sebagai menteri dalam negeri di pemerintahan Taliban.
Baca juga : Wanita Afghanistan di Luar Negeri Tolak Pakaian Serbahitam
Haqqani dianggap sebagai dalang di balik serangan bom di Hotel Serena Kabul pada 2008. Insiden itu menewaskan seorang warga AS dan lima orang lainnya. Washington menetapkannya sebagai Specially Designated Global Terrorist under Executive Order 13224 pada Maret 2008.
Departemen Luar Negeri AS sempat menjanjikan hadiah berupa uang sebesar 10 juta dolar AS bagi siapa pun yang memiliki informasi tentang Haqqani.