REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak sedikit orang yang mengonsumsi yoghurt setiap hari demi menjaga kesehatan. Namun, di balik manfaat sehatnya, ternyata yoghurt juga memiliki efek buruk bagi tubuh.
Dilansir EatThis pada Rabu (15/9), berikut efek baik dan buruk mengonsumsi yoghurt menurut ahli.
Efek positif makan yoghurt
1. Bantu turunkan berat badan
"Jenis yoghurt tertentu, seperti geek yoghurt mengandung protein dalam jumlah tinggi per porsi, ini baik untuk tubuh" kata Ahli Diet Amber Pankonin.
Bahkan, Pankonin menjelaskan, makanan berprotein tinggi seperti yogurt Yunani dapat membuat perut kenyang lebih lama. Ini bisa mencegah mengemil makanan berkalori tinggi lainnya sepanjang hari.
2. Kurangi risiko penyakit kardiovaskular
"Yoghurt mengandung nutrisi, seperti protein, mineral, kalsium, dan potasium yang baik untuk jantung dan tekanan darah," kata Pankonin.
Sebuah studi pada 2018 menemukan bahwa asupan yoghurt yang tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.
3. Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat
Pankonin mengatakan, yoghurt mengandung probiotik yang diketahui membantu menyeimbangkan mikrobioma usus. Probiotik berperan dalam mendukung kekebalan tubuh.
“Probiotik dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya, dan bahkan mungkin membantu pencegahan flu menurut penelitian tertentu,” ujar Pankonin.
4. Mendukung kesehatan tulang
Ahli Gizi dan juru bicara media nasional untuk Academy of Nutrition and Dietetics, Roxana Ehsani, mengatakan, beberapa orang tidak mengkonsumsi cukup kalsium setiap hari. Bahkan, tidak sedikit orang yang menghindari produk susu karena alergi atau intoleransi laktosa, preferensi, atau selera pribadi.
Ehsani menjelaskan, satu cup yogurt berbahan dasar susu mengandung 30-45 persen dari nilai harian kalsium. Kandungan ini bisa meningkatkan dan mendukung kesehatan tulang secara keseluruhan.
“Jika memilih yogurt non-susu, pastikan untuk mencari pilihan yang diperkaya dengan kalsium dan vitamin D,” ujar Ehsani.
Baca juga : 4 Penyebab Orang Sudah Divaksinasi Masih Bisa Kena Covid-19