Rabu 15 Sep 2021 22:36 WIB

Taliban Tutup Unit Antipencucian Uang Afghanistan

Penutupan dinilai akan mengganggu hubungan Afghanistan dengan sistem keuangan global.

Taliban Tutup Unit Antipencucian Uang Afghanistan. Pejuang Taliban, beberapa mantan tahanan, mengobrol di area kosong penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021. Pul-e-Charkhi sebelumnya adalah penjara utama pemerintah untuk menahan Taliban yang ditangkap. lama terkenal karena pelanggaran, kondisi yang buruk dan kepadatan yang parah dengan ribuan tahanan. Sekarang setelah pengambilalihan negara itu, Taliban mengendalikannya dan membuatnya kembali berjalan, saat ini menahan sekitar 60 orang, terutama pecandu narkoba dan tersangka penjahat.
Foto: AP/Felipe Dana
Taliban Tutup Unit Antipencucian Uang Afghanistan. Pejuang Taliban, beberapa mantan tahanan, mengobrol di area kosong penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021. Pul-e-Charkhi sebelumnya adalah penjara utama pemerintah untuk menahan Taliban yang ditangkap. lama terkenal karena pelanggaran, kondisi yang buruk dan kepadatan yang parah dengan ribuan tahanan. Sekarang setelah pengambilalihan negara itu, Taliban mengendalikannya dan membuatnya kembali berjalan, saat ini menahan sekitar 60 orang, terutama pecandu narkoba dan tersangka penjahat.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah unit anti pencucian uang di bank sentral Afghanistan berhenti operasi. Penutupan unit tersebut dinilai akan mengganggu hubungan Afghanistan dengan sistem keuangan global.

Pusat Analisis Transaksi dan Laporan Keuangan Afghanistan (FinTRACA) sejak 2006 telah mengumpulkan informasi intelijen tentang ribuan transaksi mencurigakan dan membantu penegak hukum dalam kasus penyelundupan dan pendanaan terorisme. Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan kelompok Taliban yang kini memerintah Afghanistan telah meraup ratusan juta dolar dari perdagangan narkotika dan transaksi ilegal lain. 

Baca Juga

Taliban telah berjanji tidak akan ada lagi pembudidayaan tanaman narkotika di Afghanistan. Informasi di situs FinTRACA mengindikasikan Taliban termasuk di antara mereka yang menjadi target pengawasan.

Empat anggota staf yang berbicara dengan Reuters juga mengatakan kelompok tersebut telah menjadi target sejak unit itu dibentuk. Mereka menolak disebut namanya karena takut dengan pembalasan Taliban.

Sejumlah ahli memperingatkan ketiadaan unit intelijen keuangan (FIU) dapat mengganggu hubungan Afghanistan dengan sistem keuangan internasional dan pemberi pinjaman di luar negeri. Unit semacam itu yang memeriksa aliran uang dari aktivitas mencurigakan sangat penting bagi sebuah negara yang ingin bergabung dalam komunitas keuangan global.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement