REPUBLIKA.CO.ID, BRUGES -- Banyak yang berpandangan Paris Saint-Germain (PSG) akan memiliki lini depan yang menakutkan dengan adanya trio penyerang terbaik dunia saat ini, yaitu Lionel Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe. Namun trisula PSG tersebut tampak kesulitan memenuhi harapan banyak orang ketika PSG imbang 1-1 menghadapi Club Brugge dalam Grup A Liga Champions di Stadion Jan Braydel, Bruges, Kamis (16/9) dini hari WIB.
Pelatih PSG Mauricio Pochettino mengatakan perlu beberapa waktu bagi trio penyerangnya untuk bersinar. Messi gagal menjebol gawang lawan ketika tendangannya hanya membentur mistar sekaligus urung menambah koleksi golnya menjadi 120 di Liga Champions. Mbappe yang memberikan assist atas gol Ander Herrera harus tertatih-tatih karena cedera.
Penampilan trio penyerang tersebut secara bersama-sama merupakan yang pertama kalinya. Mereka berjuang menemukan kombinasi apik untuk menciptakan ruang guna memberikan peluang di depan gawang Brugge.
“Butuh waktu bagi mereka untuk bersinar bersama. Ini membutuhkan kerja. Saya telah menjelaskan bahwa kami belum menjadi tim, kami harus bekerja untuk ini,” ujarnya dilansir Reuters.
Messi dan Neymar dimainkan di posisi sayap guna membiarkan fullback mereka terbuka. Namun tuan rumah bermain kolektif dan kuat di lini tengah. Hal tersebut tak lepas dari tak adanya Marco Verratti yang cedera sebagai pengatur serangan PSG. Absennya Verratti mendorong Pochettino menggantikan Leandro Paredes dengan Danilo serta Georginio Wijnaldum dengan Julian Draxier.
Baca juga : Klopp: Liverpool Sempat Terbawa Permainan Sendiri Vs Milan
Menurut Pochettino timnya membutuhkan lebih banyak konsistensi. Mantan pelatih Tottenham Hotspur itu menilai pasukannya masih terlalu banyak melakukan kesalahan.
"Namun terlepas dari semua ini saya puas dengan para pemain. Kami harus tetap tenang dan terus bekerja,” katanya.
Hasil ini membuat mereka berada di posisi kedua klasemen sementara Grup A di bawah Manchester City yang menang 6-3 atas RB Leipzig. Pada pertandingan kedua PSG akan menjamu City di Parc des Princes dalam laga yang disebut-sebut derby Timur Tengah atau derby Minyak, merujuk asal pemilik kedua klub.