Kamis 16 Sep 2021 18:35 WIB

Facebook Harus Punya Tinjauan Bias Independen Soal Palestina

Facebook secara tidak proporsional menghapus konten dari pengguna Palestina.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Facebook Harus Punya Tinjauan Bias Independen Soal Palestina
Foto: REUTERS
Facebook Harus Punya Tinjauan Bias Independen Soal Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dewan Pengawas Facebook merekomendasikan tinjauan independen terhadap dugaan bias yang dilakukan dalam postingan terkait Palestina-Israel. Raksasa jejaring sosial itu menolak memberi tahu Dewan Pengawas apakah Israel secara tidak resmi mendekatinya untuk menghapus konten tentang eskalasi kekerasan Palestina-Israel pada April dan Mei.

"Tuduhan bias dalam mengelola konten tentang Palestina dan Israel harus diperiksa secara independen," kata badan yang mengawasi keputusan administrasi konten Facebook dilansir dari Al Araby, Kamis (16/9).

Baca Juga

Kasus ini terungkap setelah seorang pengguna Facebook di Mesir mengunggah postingan berbahasa Arab yang berasal dari halaman berita Aljazirah tentang eskalasi mematikan Gaza pada Mei. Postingan tersebut sempat dihapus oleh Facebook, tapi kemudian dipulihkan kembali setelah pengguna mengajukan banding kepada Dewan Pengawas.

Dewan Pengawas kemudian menanyakan apakah Tel Aviv mendekati Facebook secara resmi atau tidak resmi berkenaan dengan peristiwa penghapusan konten tentang eskalasi kekerasan itu. Namun, raksasa jejaring sosial itu menolak memberi tahu Dewan Pengawas apakah dihubungi Tel Aviv. Tetapi, Facebook mengonfirmasi mereka tidak secara resmi diminta menghapus apa pun.

Badan tersebut mengatakan telah menerima aduan dari masyarakat umum yang mengklaim Facebook secara tidak proporsional menghapus konten dari pengguna Palestina dan konten dalam bahasa Arab. Konten tersebut juga menampilkan foto dua orang mengenakan ikat kepala berlogo sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.

Pengawas Independen, meskipun dibuat oleh perusahaan tersebut, menyerukan agar masalah ini agar bisa dilihat secara independen. Dewan juga mendesak transparansi yang lebih besar sehubungan dengan perlakuan Facebook atas permintaan pemerintah.

Mereka merekomendasikan pihak netral melakukan penyelidikan mendalam untuk melihat apakah Facebook mengelola konten berbahasa arab dan ibrani tanpa bias. "Kami menyambut baik keputusan Dewan Pengawas hari ini tentang kasus ini," kata Facebook pada Selasa.

"Facebook sebelumnya memulihkan konten ini karena tidak melanggar kebijakan kami dan karena kesalahan dihapus, jadi tidak ada tindakan lebih lanjut yang akan diambil pada konten ini," jelasnya.

"Setelah melakukan peninjauan atas rekomendasi yang diberikan oleh dewan di samping keputusan mereka, kami akan memperbarui (pernyataan) ini," kata Facebook.

Pada 10 Mei, partai yang berkuasa di Gaza menuntut Tel Aviv menarik diri dari Masjid Al-Aqsa Yerusalem yang diduduki, yang telah menjadi sasaran banyak pelanggaran keamanan, dan Sheikh Jarrah, lingkungan yang telah lama menjadi sasaran upaya pengusiran. Batas waktu Hamas tidak terpenuhi, dan roket diluncurkan dari Gaza, yang mengarah ke eskalasi kekerasan yang mematikan.

Eskalasi ini memuncak pada lebih dari 260 warga Palestina yang meninggal selama 11 hari pemboman Israel yang mematikan di Jalur Gaza. Sementara dari pihak Israel, sebanyak 13 orang meninggal karena tembakan roket dari Hamas.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement