REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Peneliti UGM, Adi Utarini, menjadi salah satu dari 100 orang paling berpengaruh dunia 2021 versi majalah Time. Adi mendapat ulasan dari Co-Chair Bill and Melinda Gates Foundation, Melinda French Gates.
Adi merupakan Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta. Sejak 2016, Adi mulai menitipkan ember berisi telur Aedes Aegypti ber-Wolbachia di sebagian area Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk melihat efektivitas pengendalian demam berdarah dengue (DBD).
WMP Yogyakarta menemukan Wolbachia efektif dalam penurunan angka DBD. Kasus DBD di wilayah-wilayah yang diintervensi dengan nyamuk ber-Wolbachia di sebagian area Yogyakarta menurun 74 persen dibandingkan wilayah yang tidak diintervensi.
"Analisis ini menunjukkan arah positif adanya penurunan kasus DBD di wilayah penitipan ember telur nyamuk ber-Wolbachia dibandingkan wilayah pembanding," ujar Adi.
Dilansir Time pada Rabu (15/9), Melinda menceritakan beberapa tahun lalu dalam perjalanan ke Indonesia ia sempat mengunjungi sebuah keluarga dekat laboratorium Adi di Yogyakarta. Ia ingin melihat cara Adi meyakinkan warga membiarkannya melepas sekawanan nyamuk di lingkungan itu.
Proyek yang Adi kerjakan disebut merupakan bukti kepercayaan yang diperoleh Adi dari komunitasnya serta keadaan mendesak yang dirasakan jutaan orang di seluruh dunia dalam memerangi demam berdarah. Adi bekerja sama tim peneliti internasional dari WMP untuk mengekang ancaman ini dengan menginokulasi nyamuk dengan Wolbachia, bakteri yang tidak berbahaya bagi manusia tapi mencegah nyamuk menularkan demam berdarah melalui gigitannya.
Baca juga : Bantul Fokuskan Vaksinasi Masyarakat Desa dan Dusun
"Terobosan studi yang Adi pimpin menjadi yang pertama membuktikan teknik ini berhasil menurunkan tingkat penyakit di lingkungan masyarakat," kata Melinda.
Menurutnya, ini adalah kemenangan kemajuan global yang memperlihatkan sebagian besar tingkat penyakit menular cenderung menurun dari tahun ke tahun. Demam berdarah adalah pengecualian yang selama ini sulit diberantas. Penyakit yang dibawa nyamuk ini memengaruhi hampir 400 juta orang setiap tahun dan telah digambarkan oleh WHO sebagai salah satu dari 10 ancaman terbesar bagi kesehatan dunia.