Senin 20 Sep 2021 16:29 WIB

Peternak Blitar Sebut Jagung Murah Sudah Diterima

Kerja sama petani jagung dan peternak akan dapat menjamin harga dan pasokan jagung.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petani memanen jagung, di Desa Montok, Larangan, Pamekasan, Jatim. Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan intervensi untuk menstabilkan harga pakan yang mengalami kenaikan dan harga telur yang mengalami penurunan.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani memanen jagung, di Desa Montok, Larangan, Pamekasan, Jatim. Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan intervensi untuk menstabilkan harga pakan yang mengalami kenaikan dan harga telur yang mengalami penurunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan intervensi untuk menstabilkan harga pakan yang mengalami kenaikan dan harga telur yang mengalami penurunan. Untuk memenuhi pasokan jagung pakan bagi peternak mandiri, Kementan mengeluarkan kebijakan berupa bantuan kirim jagung bagi peternak, salah satunya terjadi di peternak Blitar, Jawa Timur.

“Hari ini sudah diterima jagung dari Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Jagung ini akan kami manfaatkan untuk pakan ternak ayam kami di wilayah Blitar. Terima kasih Bapak Presiden dan Bapak Menteri Pertanian bantuan ini sangat membantu peternak di wilayah Blitar,” kata Rofi, peternak dari Kelompok Ternak Layer Mandiri Blitar, seperti dikutip dari Siaran Pers Kementan, Senin (20/9).

Rofi menegaskan tetap akan mengutamakan bahan baku pakan dalam negeri yakni jagung yang diproduksi petani dalam negeri sehingga adanya kerja sama dengan petani jagung di Sumenep, Bojonegoro, Blitar dan Lamongan dengan peternak Blitar yang dilakukan Kementan sangat membantu untuk jaminan pasokan jagung sebagai bahan baku pakan.

“Kami saat dipanggil pak Jokowi di istana menyampaikan bagaimana mencari jalan keluar agar telur bisa terserap. Harga telur ditekan kekuatan harga pasar. Kami tidak akan menekan petani, jika harga pakan naik maka kami berharap pada kebijakan pemerintah yang imbang buat petani dan peternak,” ujarnya.

Untuk harga jagung, lanjutnya, peternak bisa menyelesaikan dengan kemitraan petani jagung. Namun hal ini asalkan pabrik pakan dan pedagang jagung ini bersama-sama peternak menjaga harga pakan dan harga jagung, membeli dengan harga yang wajar.

“Jadi harga jagung itu sumber masalahnya ada pada pasar pakan. Ada dominasi pabrik terhadap pasar pakan, mempunyai stok jagung dan  itu bisa menpengaruhi harga jagung, sehingga solusinya masalah hubungan antara peternak yang besar dengan kecil supaya take and give, tidak saling mematikan," kata dia.

Hal yang sama disampaikan Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kabupaten Blitar. Ia mengungkapkan rasa terima kasih karena mendapatkan distribusi jagung yang pendistribusian dibiayai Kementan. Jagung sudah didrop ke para peternak.

“Terima kasih kami ucapkan untuk Bapak Presiden dan Bapak Menteri yang telah membantu penyediaan jagung, hari ini datang 100 ton di dua titik. Kami menunggu pengiriman berikutnya, sekali lagi terima kasih,” ujar Sukarman.

Sementara itu, Suprans, salah satu petani jagung Blitar berharap untuk menjamin pasokan jagung bagi peternak mandiri, produksi petani dapat ditampung semua sehingga nantinya tidak ada masalah kelangkaan stok jagung untuk pakan.

“Kalau perlu penambahan lagi kami akan dukung, kami perlu pipanisasi untuk pengairan supaya petani bisa tanam jagung untuk cukupi kebutuhan peternak yang lebih banyak,” ujar Suprans.

Selain bantuan jagung, pada Sabtu (19/9) Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga menggelar penandatanganan perjanjian kerja sama antara petani jagung di Sumenep, Bojonegoro, Blitar dan Lamongan dengan peternak Blitar sehingga pendistribusian jagung ke peternak layer mandiri benar-benar terjamin. Kerjasama ini berlaku hingga 31 Desember 2022 dan dapat diperpanjang lagi sesuai kebutuhan dan kesepakatan.

Pada pertemuan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan surplus jagung di Jatim sebesar 3,9 juta ton pipil kering.

Perkembangan jagung di Jatim berdasar realisasi luas panen mencapai 1,061 juta hektare dengan potensi hasil 5,88 juta ton pipil kering. Dengan demikian, adanya kerja sama petani jagung binaan Kementan di Jawa Timur dengan peternak Blitar dapat menjamin harga jagung petani dan pasokan jagung bagi peternak dengan harga yang wajar.

“Kalau hitungan kebutuhan pakan ternak 3,6 juta ton, maka produksi jagung Jatim bisa dikatakan mampu memenuhi. Memang setiap tahun terjadi permintaan jagung baik pakan maupun pangan sehingga memang perlu petani jagung dan peternak duduk bersama mengatasi solusi harga pakan ternak,” ujar Hadi.

Hadi meyakinkan bahwa produksi jagung di Jatim lebih dari cukup. Ini tentunya berdasarkan data sesuai laporan dari Kabupaten-kabupaten tentang kondisi panen jagung. Tanam  jagung akan dimulai di bulan Oktober dan Dinas Pertanian kabupaten akan terus melaporkan data panen jagung secara mingguan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement