REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru-baru ini, Lisa Blackpink mengisahkan masa-masanya sebelum tenar saat menjadi seorang trainee. Lisa mengikuti audisi untuk YG Entertainment pada 2010.
Dia secara resmi menjadi trainee non-Korea pertama agensi itu pada 2011. Kenyataannya, kondisi itu sangat menakutkan bagi Lisa.
“Apa yang masih saya ingat sampai hari ini mungkin adalah pertama kalinya di ruang tari sebagai gadis baru. Semua orang berdiri dalam antrean dan saya harus memperkenalkan diri. Saya ingat bahwa semuanya sangat baru bagi saya,” kata pemilik nama Lalisa Manoban dilansir Korea Boo, Senin (20/9).
Kejutan besar lainnya adalah Lisa sadar bahwa dia akan sendirian di negara asing. Itu menjadi masalah besar ketika orang tuanya, yang merupakan sistem pendukung terbesarnya harus segera kembali ke Thailand.
“Ibu berkata, 'kamu akan tinggal di sini selama tiga bulan.' Saya terkejut, ‘Mereka meninggalkan saya di sini sendirian?' dan mereka pergi,” ujar rapper-dancer kelahiran 27 Maret 1997 itu.
Jadi apa sebenarnya bagian tersulit dari kehidupan traineenya? Lisa harus mendiri di usia yang sangat muda. Dia mengatakan sangat sulit untuk berpisah dari ibunya, saat dia bekerja keras menjadi bintang K-Pop.
“Bagi saya, saat itu, semuanya menantang. Saya harus hidup sendiri dan saya harus membuat keputusan sendiri. Saya harus mengatur keuangan saya sendiri,” kata pelantun single “Lalisa” itu.
Sebagi remaja, Lisa mengatakan belum pernah melakukan hal-hal itu sendiri. Apalagi, Lisa mengatakan dia sebenarnya adalah “anak mama”.
“Terkadang saat merasa lelah, saya hanya ingin memeluk ibu, tapi, saya tidak bisa. Kami hanya bisa melakukan panggilan video. Dan kendala bahasa, itu sulit karena saya tidak bisa berkomunikasi,” ujar Lisa.
Lisa membutuhkan waktu satu tahun untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Korea Selatan. Setelah itu, dia fasih dalam bahasa Korea, menjalin ikatan yang kuat dengan para anggotanya, dan memulai debutnya sebagai salah satu girl group paling sukses dalam sejarah.