REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lanjut usia (lansia) adalah salah satu kelompok yang dilindungi dari penularan Covid-19 karena termasuk yang rentan terinfeksi virus. Tim Geriatri Universitas Tarumanegara dan dokter spesialis saraf di RS Bunda Jakarta dan RS Permata Cibubur Irawaty Hawari mengatakan, lansia adalah kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19. Seba, lansia tak bisa banyak melakukan sosialisasi.
"Memang kondisi pandemi ini membuat para lansia paling terdampak, seharusnya mereka ada sosialisasi, tetapi aktivitasnya harus dibatasi. Apalagi, lansia kan masuk dalam kelompok rentan dan tak boleh kemana-mana," ujarnya saat mengisi rangkaian Brain Awareness Week (BAW) Indonesia 2021 dengan tema Otak dan Kehidupan Kita berjudul Proses Degeneratif pada Lansia, Selasa (21/9).
Kondisi pandemi, dia melanjutkan, membuat semua pihak, termasuk lansia atau manula mengalami penyesuaian saat awal penularan virus. Dia melanjutkan, kondisi ini bisa membuat orang tua stres.
Jika stres terjadi terus-menerus dalam jangka panjang akhirnya bisa mengalami habituasi dan ketidakseimbangan neurotransmiter akan menyebabkan kelelahan neurologik, imunologik, dan sistem endokrin. Padahal, neurotransmitter hormon dopamine berfungsi untuk nyaman, senang, atau hormon serotonin untuk mood, kemudian neurotransmitter hormon glutamate untuk memori.
Neurotransmotter ada di otak manusia memiliki sistem Limbik yang berperan penting dalam perilaku. "Jadi, fungsinya sangat banyak," katanya.
Kalau fungsi sistem Limbik tak seimbang, kata dia, pemilik organ tubuh vital itu bisa jadi gampang sakit atau mengalami gangguan sistem endokrin yang bisa jadi penyakit diabetes mellitus. Oleh karena itu, ia meminta lansia masih bisa melakukan sosialisasi secara virtual, misalnya lewat zoom.
Selain itu, ia meminta para lansia tetap beraktivitas fisik dan tak stres karena dipaksa diam di rumah dan tak melakukan apa-apa.