REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi menuturkan, aparat penegak hukum perlu melakukan antisipasi agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi menjelang G30S-PKI. Dengan adanya antisipasi itu, masyarakat pun akan merasa aman dan tenang.
Hal itu disampaikan Kiai Jaidi menyusul terjadinya penyerangan terhadap ustadz di Tangerang, Banten dan Batam, Kepulauan Riau. Bahkan, dalam penyerangan di Tangerang, seorang ustadz tewas ditembak orang tak dikenal.
"Aparat penegak hukum harus betul-betul menyikapi peristiwa ini supaya tidak terulang di mana-mana. Apalagi ini diidentikkan dengan kasus menjelang G30S-PKI di mana ada penyerangan terhadap ulama dan kiai. Ini harus diantisipasi dan disikapi. Itulah harapan MUI," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (21/9).
Menurut Kiai Jaidi, antisipasi menjadi penting supaya tidak terjadi kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat. "Dan (supaya tidak muncul) pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi ini, di September ini, menjelang 30 September yang seolah-olah ingin membuat suasana menjelang suasana 30 September," jelasnya.
Kiai Jaidi juga mengatakan, penyerangan terhadap seseorang apalagi sampai berencana melakukan pembunuhan dengan penembakan, menggambarkan adanya niat yang disengaja untuk membunuh. Padahal, satu jiwa manusia itu sangat berharga.
"Kehancuran dunia itu tidak ada apa-apanya dibandingkan hilangnya nyawa dalam kehidupan. Keselamatan jiwa manusia harus terlindungi bagi setiap rakyat Indonesia," kata dia.
Menurutnya, agar peristiwa penyerangan serupa tidak terulang, perlu ada penjelasan terkait kebenaran peristiwa dan bagaimana aparat mengantisipasi itu. Lalu diberikan penjelasan secara terbuka sehingga masyarakat merasa aman dan tidak merasa resah terus-menerus. Apalagi peristiwa itu terjadi di beberapa tempat.
"Pemerintah melalui aparatnya menyikapi situasi ini supaya ada penjelasan pemerintah yang menenangkan. Kalau (peristiwa) itu betul terjadi, maka pemerintah seharusnya memberikan penjelasan dengan tujuan untuk memberikan rasa aman terutama kepada para ustadz dan para kiai di daerah-daerah," jelasnya.
Dalam penyerangan di Tangerang, seorang ustadz ditembak oleh orang tak dikenal. Sedangkan di Batam, seorang ustadz yang tengah berceramah di masjid diserang oleh seorang pria.