REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ditjen PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Sekolah Menengah Pertama (SMP), menyelenggarakan Kegiatan Workshop Pencegahan Perundungan tahun 2021 dengan sasaran Peserta Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Kamis (16/9) dan Selasa (21/9).
Kegiatan workshop yang digelar di Resinda Hotel Karawang ini mengundang Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA, Dr. Raden Ridwan Hasan Saputra, M.Si. yang juga merupakan Ketua Jaringan Suprarasional sebagai narasumber untuk membawakan materi Penguatan Karakter (Suprarasional).
Perundungan yang kerap terjadi di sekolah menyebabkan kekhawatiran bagi siswa, guru maupun orang tua. Salah satu upaya untuk mencegah hal tersebut adalah melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin agar perundungan tidak lagi eksis di dunia sekolah.
Ridwan mengatakan, aksi perundungan dilakukan oleh siswa dalam rangka mencari perhatian orang-orang di sekitarnya, terutama guru. Menurutnya, pendekatan yang dapat dilakukan dalam sudut suprarasional adalah dengan mengasah hati siswa agar menjadi baik sehingga terhindar dari perilaku buruk.
Dalam workshop tersebut, Ridwan menjelaskan bagaimana cara mencegah tindakan perundungan siswa. Hal pertama yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah adalah dengan menggiatkan kegiatan ibadah bagi siswa. Kemudian pihak sekolah perlu membuat sistem untuk mengapresiasi siswa yang memiliki akhlak baik sehingga memicu siswa lainnya untuk berperilaku baik.
Selain menggiatkan kegiatan ibadah, pihak sekolah juga perlu mengajarkan siswa untuk takzim dan memuliakan guru. Dengan menghormati guru, siswa akan memiliki rasa takut untuk melakukan tindakan perundungan dan lebih menghargai sesama.
Guru juga dapat melakukan berbagai upaya untuk mencegah tindakan perundungan dengan senantiasa belajar untuk meningkatkan wibawa guru dan senantiasa mendoakan kebaikan bagi murid-muridnya. Kegiatan workshop Penguatan Karakter ini masih akan dilanjutkan di berbagai kota seperti Tangerang, Bandung, dan Sleman. Diharapkan kegiatan ini dapat diselenggarakan di seluruh kota di Indonesia sehingga tercipta pemerataan pendidikan karakter bagi anak bangsa.