Rabu 22 Sep 2021 09:51 WIB

Pelaku Kejahatan Seksual Anak Berisiko Ulangi Perbuatannya

Di luar negeri, pelaku kejahatan seksual terhadap anak dikebiri kimia jelang bebas.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi dangdut Saipul Jamil telah dibebaskan dari tahanan setelah terbukti bersalah dalam kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Penyanyi dangdut Saipul Jamil telah dibebaskan dari tahanan setelah terbukti bersalah dalam kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis dan forensik, Kasandra Putranto, mengingatkan bahwa tindak kejahatan seksual terhadap anak itu cenderung akan berulang. Karenanya, di berbagai negara, dibuat kebijakan hukum khusus bagi mantan narapidana kejahatan seksual yang akan dibebaskan.

Kasandra mengambil contoh praktik di Rusia dan Amerika Serikat. Kedua negara adidaya itu menggunakan kebijakan penahanan penuh bagi para pelaku pelecehan seksual anak. Lalu, ketika hendak dibebaskan, mereka akan dikebiri kimia.

Baca Juga

"Kebiri kimia bukan hukumannya, tapi itu diberikan jika yang bersangkutan mau bebas. Kenapa itu diberikan? Karena menurut penelitian, pada dasarnya tindak kekerasan seksual pada anak itu cenderung akan berulang. Ini sebuah fakta," kata Kasandra dalam program Republika Newstory yang mengulas tentang "Kesempatan Kedua untuk Saipul Jamil".

Baca juga : Newstory: Kesempatan Kedua untuk Saipul Jamil

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 7)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement