REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (21/9) mengatakan komunitas internasional seharusnya tidak membiarkan krisis Suriah berlarut-larut selama 10 tahun lagi.
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB ke-76, Recep Tayyip Erdogan mengatakan penderitaan rakyat Suriah telah berlangsung selama satu dekade penuh di hadapan mata dunia.
"Kita perlu menunjukkan tekad yang lebih kuat untuk menemukan solusi politik atas masalah tersebut, berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, dan solusi yang akan memenuhi harapan rakyat Suriah," kata Erdogan.
Krisis yang berlangsung lama telah menyebabkan kematian ratusan ribu orang dan jutaan lainnya mengungsi sejak 2011, tutur dia. Suriah dilanda perang saudara yang kejam sejak awal 2011, ketika rezim Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga. Selama bertahun-tahun Turki telah bekerja untuk meringankan dan menyelesaikan krisis Suriah di berbagai platform, termasuk proses Astana dan negosiasi dengan Rusia, pendukung utama rezim Assad.
Erdogan mengatakan Turki tidak hanya menerima hampir 4 juta warga Suriah – lebih banyak dari negara mana pun di dunia – tetapi juga mengirim pasukannya ke pertempuran melawan kelompok-kelompok teroris, kelompok-kelompok yang katanya “telah menenggelamkan wilayah itu dengan darah dan air mata.”
Memerangi kelompok teroris regional