REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi membawa isu Afghanistan dalam setiap pembicaraan dengan berbagai pihak maupun organisasi di sela rangkaian acara Sidang Majelis Umum ke-76 PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Indonesia akan terus berkomitmen untuk mendukung proses perdamaian di Afghasnitan dari dulu hingga kini, pun saat dikuasai Taliban.
Retno mengatakan Indonesia terus membantu Afghasnitan dengan fokus pada dua isu utama yaitu kerja sama ulama dan pemajuan perempuan. "Saya tekankan, kepentingan Indonesia hanya satu, yaitu ingin melihat rakyat Afghanistan menikmati perdamaian, sejahtera, dan hak-haknya, tentunya termasuk hak perempuan terpenuhi," kata Retno dalam pertemuannya dengan Asia Society, Rabu (22/9).
Dalam kesempatan pertemuan dengan Menlu Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al Saud, Retno mengatakan dukungannya terhadap Afghanistan. Keduanya juga akan melanjutkan koordinasi dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam menyikapi perkembangan di Afghanistan.
Isu Afghanistan juga dibawa Retno saat bertemu dengan Menlu India, Menlu Yordania, Menlu Inggris, dan Menlu Turki. Selain itu Retno melakukan pembciaraan melalui sambungan telepon dengan Abdullah Abdullah dari Afghanistan.
Abdullah Abdullah merupakan mantan CEO pemerintah Afghanistan di masa pemerintahan Presiden Ghani (2014-2020). Ia kemudian menjadi Chairman of High Council for National Reconciliation (2020-2021). Menurut Retno pembicaraan ini bukan merupakan pembicaraan pertamanya. Beberapa kali keduanya bertemu dalam kapasitas sebelumnya di Pemerintahan Afghanistan.
"Intinya, secara singkat, dalam pembicaraan per telepon tadi kita membahas, melakukan compare notes, saling bertukar pikiran, mengenai situasi di Afghanistan saat ini. Dari beliau saya mendengarkan harapan agar Indonesia dapat terus berupaya berkontribusi agar Afghanistan dapat damai, stabil, dan sejahtera," tukas Retno.