Sabtu 25 Sep 2021 19:20 WIB

FBI Selidiki Dugaan Kekerasan oleh Pengungsi Afghanistan

Anggota militer wanita AS dilaporkan diserang oleh sekelompok pengungsi laki laki.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi militer berpatroli di antara gerbang keberangkatan darurat di dalam gantungan untuk pengungsi dari Afghanistan di Pangkalan Udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, Rabu, 1 September 2021.
Foto: AP/Markus Schreiber
Polisi militer berpatroli di antara gerbang keberangkatan darurat di dalam gantungan untuk pengungsi dari Afghanistan di Pangkalan Udara Amerika Serikat di Ramstein, Jerman, Rabu, 1 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Biro Investigasi Federal (FBI) sedang menyelidiki dugaan serangan terhadap seorang anggota militer wanita Amerika oleh beberapa pria pengungsi Afghanistan di pangkalan militer Fort Bliss. Agen Khusus Petugas Urusan Publik FBI, Jeanette Harper, pada Jumat (24/9) mengatakan kepada Fox News, mereka telah menerima laporan dugaan kekerasan dari Fort Bliss.

Pejabat Fort Bliss mengkonfirmasi  seorang anggota militer wanita yang mendukung Operation Allies Welcome dilaporkan diserang pada 19 September oleh sekelompok pengungsi laki-laki di Kompleks Dona Ana atau Fort Bliss di New Mexico. Pejabat tersebut mengatakan, serangan ini sangat serius sehingga perlu bantuan FBI untuk menginvestigasi.

 

"Kami menganggap tuduhan itu serius dan merujuk masalah ini ke Biro Investigasi Federal. Kami menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan untuk memasukkan peningkatan patroli kesehatan dan keselamatan, pencahayaan tambahan, dan penegakan sistem di Kompleks Dona Ana," ujar pejabat Fort Bliss, dilansir Sputnik News, Sabtu (25/9).

 

Dalam kasus terpisah, awal pekan ini Departemen Kehakiman AS mengatakan, dua pengungsi Afghanistan telah didakwa dengan kejahatan federal saat berada di Fort McCoy, Wisconsin. Dua warga negara Afghanistan itu ditempatkan di pangkalan Fort McCoy bersama dengan ribuan rekan senegaranya, setelah evakuasi dari bandara Kabul.

 

Satu tersangka diidentifikasi sebagai Bahrullah Noori. Dia dituduh melakukan penyerangan seksual terhadap empat anak di bawah umur 16 tahun. Pria berusia 20 tahun itu diduga menggunakan kekerasan untuk melakukan tindakan seksual terhadap satu korban, dan mencoba melakukan kejahatan yang sama terhadap korban lainnya.

 

Dalam kasus terpisah, Mohammad Haroon Imaad yang berusia 32 tahun dituduh menyerang dan mencekik istrinya. Keduanya ditahan di penjara Dane County di Madison. Jika terbukti bersalah, Noori menghadapi hukuman penjara seumur hidup. Sementara Imaad berpotensi menghabiskan hingga 10 tahun di balik jeruji besi.

 

Senator Republik telah mengirim surat kepada pemerintahan Presiden Joe Biden. Mereka menuntut jawaban tentang pemeriksaan para pengungsi Afghanistan diperiksa.

"Berapa banyak warga negara Afghanistan yang menunggu pemeriksaan latar belakang di tempat transit? Berapa banyak warga negara Afghanistan yang telah dibebaskan bersyarat ke Amerika Serikat? Kategori, kelas, atau kriteria khusus apa yang merupakan definisi pemerintah tentang 'orang Afghanistan yang rentan'? Berapa banyak orang yang memiliki  dibebaskan bersyarat ke Amerika Serikat termasuk dalam setiap kategori, kelas, atau kriteria?," ujar surat itu.

 

Seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan, pemerintah telah bekerja dengan urgensi dan hati-hati untuk meningkatkan operasi penyaringan, serta pemeriksaan tanpa mengorbankan keamanan nasional AS.

 

Baca Juga

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement