REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badai di planet Jupiter bergerak semakin cepat. Badai Great Red Spot di Planet Jupiter mungkin merupakan badai paling terkenal di tata surya.
Teleskop Luar Angkasa Hubble-proyek bersama Badan Antariksa Amerika (NASA) dan Badan Antariksa Eropa telah mencatat fenomena menarik. Kecepatan angin di “jalur luar” tempat itu telah meningkat hingga delapan persen dari 2009 hingga 2020. Sementara itu, NASA mengatakan angin terdalam bergerak jauh lebih lambat.
Angin Great Red Spot berputar berlawanan arah jarum jam, mencapai kecepatan lebih dari 644 km/jam. Badai itu sendiri lebih besar dari Bumi. NASA mengumpulkan video yang menunjukkan gerakan angin.
Dilansir dari CNET, Selasa (28/9), Hubble telah memantau Jupiter selama bertahun-tahun. Perubahan kecepatan angin mungkin tidak terlihat jika bukan karena mata teleskop yang tajam.
“Kita berbicara tentang perubahan kecil sehingga jika Anda tidak memiliki data Hubble selama 11 tahun, kita tidak akan tahu itu terjadi,” kata ilmuwan planet Amy Simon dalam sebuah pernyataan NASA, Senin (28/9). Simon adalah rekan penulis studi tentang angin yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Sementara itu, meski angin bertiup lebih cepat, arti dari peningkatan kecepatan agak sulit untuk diketahui. Sebab, Hubble hanya dapat mengumpulkan data tentang apa yang terjadi dengan puncak awan. Teleskop luar angkasa tersebut tidak bisa melihat ke kedalaman di bawah.
Michael Wong dari University of California di Berkeley, penulis utama studi tersebut menggambarkan temuan itu sebagai sepotong data menarik yang dapat membantu kita memahami yang memicu Great Red Spot dan bagaimana ia mempertahankan energi.
Great Red Spot telah lama menjadi objek daya tarik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa angin itu tampaknya menyusut.