REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Sejarawan, Budayawan Betawi, dan Politisi Senior.
Aria Rana Manggala artinya Rabbi berkalung rantai
Itulah tarjamah nama tokoh masa lalu Jakarta dari bahasa Armen. Bahasa Armen resapannya banyak ke bahasa bangsa-bangsa rumpun Caucasia.
Aria Ranamanggala masih menjadi Syahbandar pada 1619 (lihat: van der Zee, De Stadt van Coen, 1922).
Arya ras Asia Minor yang cakupannya sampai Mongolia. Jadi, Caucasia sub Ras. Orang Caucasia ada yg suka pakai nama depan Aria, orang Mongolia tidak mau pakai Aria depan namanya.
Aria Rana Manggala orang Caucasia yang beragama Jewish (Yahudi). Ia dipercaya jadi Syahbandar Sunda Kalapa. Dia yang melarang V0C membuat bangunan di area Bandar Sunda Kalapa dan Kota Inten. Verboden toegaang voor VOC (tak ada izin masuk bagi VOC).
Rana Mangala bukan native (pribumi) dan juga bukan orang Banten. Percuma Babad usung-usung nama dia.
Malah dia tak pernah di Banten. Dia anak Kampung Siongka di selatan Beos. Persisnya next to next dengan Kampung Peca Kulit dan belakang-belakangan dengan Kampung Pinangsia, dari kata finencien, fulus.
Aria Rana Manggala jadi nama gerbang pintu tol. Backmind si pemrakarsa tentu kira-kira anggap Ranamanggala anggota Babad, sehingga namanya mesti dilestarikeun euy!
Rana Manggala terkait sejarah Jakarta. Makamnya kemungkinan di sekitar Kampung Siongka. Ini ucapan lidah Betawi, aslinya Sionka, Sion/Zion dan Ka adalah hunian. Asemka mestinya Achemka, hunian Yahudi Barbar ( lihat buku: Adventures of Ferdinand Mendez Ponto, 1539-1540).
Akirnya saya bertaushiah, kalau anda berminat jadi historian, maka pelajarilah dengan benar toponim dari nama-nama empat itu.
Orang-orang VOC mulai berdatangan di Sunda Kalapa sejak 1602. Untuk tidur mereka menyewa loji antara lain yang kini Meseum Bahari. Anehnya, arkaeolog lokal klaim museum Bahari didirikan VOC thn 1718.
Jan Pieterzoon Coen pada 1619 temui Rana Mangala minta izin mau bikin kantor di Sunda Kalapa. Ditolak. Akhirnya VOC berkantor di pulau Onrust. Ini nama bikinan VOC. Nama aslinya pulau Kapal.
Di Onrust sudah ada bangunan-bangunan Caucasia yang mereka tinggalkan begitu saja jauh sebelum VOC mondok di loji. Anehnya, lagi-lagi arkaeolog lokal dengan jenaka klaim yang di Onrust itu bangunan VOC yang diperuntukan bagi asrama haji lagi. Ampun kagak?
VOC baru dapat tanah pada tahun 1670 di daerah yang kini disebut Kota Tua. Aslinya Daleman. Hunian orang-orang Betawi terkemuka seperti Ki Alang penulis buku Hikayat Tumenggung al Wazir pada tahun 1610. Tamu-tamu dari kesultanan Melayu Riau juga bermalam di Daleman. Bujangga Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi cukup lama tinggal di Daleman.
Di atas tanah yang didapatnya pada tahun 1670 VOC kemudian bikin bangunan yang baru selesai tahun 1707. Maklum mereka memang boke, tapi berlagak tajir. Bangunan itu disebut Stadhuis, balai kota. Gubernur Jenderal berkantor di balai kota.
Jadi rupanya urusan manajemen ancur-ancuran memang peninggalan VOC yang tampaknya dilestarikan.
VOC bubar 1799 karena korupsi. Ingat itu!