Rabu 29 Sep 2021 18:20 WIB

Mahasiswa Baru Diingatkan Jangan Lalai dengan Game

Pesan itu disampaikan dalam kuliah umum Prodi PAI UIN Ar-Raniry. 

Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)  UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kuliah umum pada Senin (27/9).
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh menggelar kuliah umum pada Senin (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH  – Mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh diingatkan agar tidak lalai di keude kopi dan menyia-nyiakan waktu belajar. Di luar waktu perkuliahan,  mahasiwa diharapkan dapat menggunakan waktunya untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat. 

Harapan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Dr  Silahuddin  MAg yang menjadi salah satu narasumber dalam kuliah umum (studium general) bagi ratusan mahasiswa baru  Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Senin  (27/9).

Dalam kuliah umum yang dibuka oleh Dekan FTK Dr  Muslim Razali ini, Silahuddin menyampaikan materi dengan tema “Mahasiswa PAI:  Organisasi, Skill dan Tantangan dunia kerja era 4.0”.

“Sepulang kuliah ke mana waktu digunakan? Sisa waktu lain untuk apa dimanfaatkan? Jangan sampai duduk di keude kopi berjam-jam, main judi game chop domino, nonton video berjam-jam. Itu ciri-ciri mahasiswa yang masa depannya akan suram,“ ujar Silahuddin sebagaimana disampaikan moderator acara, Dr Teuku Zulkhairi, MA melalui siaran pers kepada media.

Silahuddin yang juga dosen UIN Ar-Raniry ini juga menegaskan bahwa yang diangkat derajatnya oleh Allah adalah mereka yang beriman dan juga berilmu sekaligus. Tidak cukup dengan hanya salah satunya yang diangkat derajatnya oleh Allah. Jadi mahasiswa harus terus mencari ilmu disamping memperkuat keimanannya.

Oleh sebab itu, katanya menambahkan, mahasiswa bisa menambah pengetahuan di organisasi, tentang cara menyelesaikan masalah. Jadi mahasiswa itu singkat sekali,  sehingga perlu  sekali membekali diri dengan keterampilan.

Pemateri sebelumnya, Dr  Jejen Musfah  MA yang merupakan Wakil Sekjen PB PGRI juga menyampaikan bahwa tanpa mengetahui tujuan yang jelas atau tujuan akhir, maka mahasiswa akan menjalani kuliah apa adanya. Tanpa arah dan kepastian. Keluar dan masuk zoom setiap hari tetapi tanpa hasil ilmu dan pengalaman.

Dalam kuliah umum ini, Jejen menyampaikan materi tentang “Efektivitas dan Strategi  Belajar Daring”. Ia mengatakan, bahwa pentingnya bagi mahasiswa untuk menetapkan cita-cita penting agar mahasiswa mengetahui dan menentukan jalan-jalan untuk dilalui agar sampai ke tujuan. Jalan-jalan itu dijalani dengan kerja keras, tekun dan sabar maka akan sampai kepada tujuan yang baik.

“Belajarlah dengan sungguh-sungguh karena hasil nanti tidak akan mengkhianati proses. Masa depan kalian ditentukan oleh bahan bacaan, pergaulan organisasi dan sikap kalian, “ katanya mengingatkan.

Sementara itu, Ketua Prodi PAI FTK UIN Ar-Raniry, Marzuki Abubakar MSi dalam sambutannya mengharapkan agar mahasiswa PAI sekarang dapat bersaing di era perkembangan industri 4.0. “Karena saat ini kita masih belajar secara daring, jadi mahasiswa harus memiliki strategi belajar yang efektif dan efisien,” ujarnya.

Selain itu, mereka diharapkan dapat mengenal organisasi sejak dini, sebagai bekal setelah lulus nantinya. Ia menambahkan bahwa mahasiswa juga harus disiapkan untuk memiliki skill, karena ketika mereka lulus nantinya tidak mesti menjadi guru PAI, bisa jadi mereka akan bekerja dalam berbagai sektor.

“Oleh karena itu, studium general ini diadakan untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa bagaimana prospek mahasiswa di era 4.0 ini, “ ungkap Marzuki.

Kuliah umum yang diselenggarakan Prodi PAI ini melalui Zoom ini menandai dimulainya awal pembelajaran semester bagi mahasiswa baru. Selain diikuti tiga ratusan mahasiswa baru Prodi PAI, acara yang dimoderatori dosen PAI Teuku Zulkhairi ini juga diikuti sejumlah dosen lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement