REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ahmad Basarah, mengatakan peringatan 61 tahun pidato Soekarno di sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 30 September 1960 bukan dikhususkan kepada individu tertentu. Bahkan pidato Bung Karno bukan hanya mewakili pikiran rakyat Indonesia, melainkan juga bangsa Asia-Afrika yang terjajah sistem kolonialisme.
"Bung Karno itu bukan cuma milik PDI Perjuangan, bukan cuma milik kaum nasionalis, tetapi Bung Karno adalah milik bangsa Indonesia karena Bung Karno adalah bapaknya bangsa Indonesia, dan bahkan Bung Karno juga milik dunia," ujar Basarah dalam acara Peringatan 61 Tahun Pidato Bung Karno secara daring, Kamis (30/9).
Dia mengatakan, banyak pimpinan negara-negara di dunia yang menghormati presiden pertama Indonesia itu. Namanya pun dijadikan nama jalan di Kairo, Mesir dan patungnya berdiri di Pakistan.
Basarah yang juga Wakil Ketua MPR RI menuturkan, pidato Bung Karno di PBB yang berjudul ‘To Build The World A New diajukan menjadi arsip warisan dunia dan memori of the world atau ingatan kolektif dunia kepada Unesco oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Arsip Nasional, dan Perpustakaan Nasional, dan Arsip Nasional.
Selain itu, ada dua pidato lainnya yang juga diajukan menjadi arsip warisan dunia yaitu 'Unity in Diversity Asia Afrika' dalam konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18-24 April 1955 di Bandung serta 'New Emerging Forces' dalam konferensi tingkat tinggi nonblok di Beograd, Serbia, pada 1961 lalu.
"Seharusnya kita bangsa Indonesia bangga memilki presiden yang membawa harum nama bangsa Indonesia ini ke muka dunia," kata Basarah.