Jumat 01 Oct 2021 12:00 WIB

Masjid di Kuala Lumpur Boleh Tampung Jamaah Secara Penuh

Kapasitas penuh masjid di Kuala Lumpur diizinkan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Masjid di Kuala Lumpur Boleh Tampung Jamaah Secara Penuh. Foto:  Muslim Malaysia menjaga jarak sosial dan mengenakan masker pelindung wajah saat mereka menunggu berbuka puasa di depan masjid di taman umum di Shah Alam, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 25 April 2021.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Masjid di Kuala Lumpur Boleh Tampung Jamaah Secara Penuh. Foto: Muslim Malaysia menjaga jarak sosial dan mengenakan masker pelindung wajah saat mereka menunggu berbuka puasa di depan masjid di taman umum di Shah Alam, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 25 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR—Kapasitas jamaah sholat Jumat di masjid dan surau di Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan akan kembali pada kapasitas sebenarnya, sebelum pandemi. Direktur Departemen Agama Islam Wilayah Federal (JAWI) Datuk Mohd Ajib Ismail mengatakan arahan baru itu dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Wakil Yang di-Pertuan Agong Sultan Nazrin Shah sejalan dengan fase transisi Rencana Pemulihan Nasional (PPN).

Dia mengatakan semua masjid dan surau juga diizinkan untuk menyelenggarakan kegiatan seperti ceramah Maghrib, ceramah sebelum shalat Jumat, membaca al-Quran, membaca Yasin, dan shalat sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP). Dia juga menekankan bahwa meski kapasitas telah kembali normal, namun jamaah tetap perlu menjalankan protokol kesehatan yang berlaku.

Baca Juga

“Mudah-mudahan umat Islam khususnya di Wilayah Persekutuan tetap mematuhi SOP yang telah ditetapkan dan memanfaatkan kesempatan untuk memeriahkan masjid dan surau serta berdoa agar pandemi COVID-19 segera berakhir,” ujarnya dalam keterangannya yang dikutip di Bernama.

Sumber:

 https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=2009019

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement