Kamis 07 Oct 2021 03:55 WIB

Tren Surplus Neraca Perdagangan Diyakini Berlanjut

Kemendag membuka akses pasar ekspor ke beberapa negara nontradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kalangan meyakini surplus neraca perdagangan akan terus berlanjut. Keyakinan ini merujuk pada semakin pulihnya sektor usaha yang berorientasi ekspor. 

Anggota Komisi VI DPR dari fraksi PPP mengatakan, kinerja dagang saat ini memang belum sebaik saat sebelum pandemi. "Tapi jika dibandingkan dengan negara lain, itu sudah bagus," kata Baidowi dalam pernyataan di Jakarta, Rabu (6/10). 

Baidowi yakin tren surplus neraca perdagangan yang secara kumulatif pada Januari-Agustus 2021 mencapai 19,17 miliar dolar AS ini akan berlanjut. Ia juga optimistis kinerja ekspor nasional yang saat ini memberikan kontribusi 17 persen terhadap PDB akan terus menopang pertumbuhan ekonomi melalui upaya optimal Kementerian Perdagangan.

Menurut dia, pemulihan permintaan di negara tujuan ekspor seperti China dan AS serta membaiknya harga komoditas seperti CPO bisa menjadi pemacu kenaikan ekspor di masa depan. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Agustus 2021 sebesar 4,74 miliar dolar AS atau tertinggi sejak Desember 2006. Surplus ini juga merupakan yang ke-16 kali beruntun sejak Mei 2020.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memperkirakan surplus neraca perdagangan pada 2021 akan melampaui pencapaian pada tahun lalu yang mencapai 21,73 miliar dolar AS. "Potensi kesempatannya ada. Jadi, Indonesia dianggap oleh dunia makin baik reputasinya dari sisi pengiriman, harga juga mulai kompetitif, kualitas juga bagus," katanya.

Kendati demikian, ia berharap pemerintah tidak berpuas diri dan terus melakukan diversifikasi. Penetrasi ke pasar ekspor baru juga harus terus dilakukan guna memperkuat kinerja perdagangan. 

Ketua Bidang Perdagangan Apindo Benny Soetrisno menilai, lonjakan perdagangan saat ini berbanding lurus dengan penurunan kasus Covid-19 yang diupayakan oleh pemerintah. Menurut dia, pencapaian saat tidak hanya disebabkan  adanya pembenahan di dalam negeri, tetapi juga berkat hasil diplomasi dan pembukaan akses perdagangan ke beberapa negara tujuan ekspor nontradisional.

"Kementerian Perdagangan membuka akses pasar ekspor ke beberapa negara nontradisional, di antaranya Afrika, Eropa tengah, dan Amerika Selatan, sehingga terjadi lonjakan ekspor," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement