Rabu 13 Oct 2021 00:25 WIB

Filter HEPA-Sinar UV Efektif Cegah Penyebaran Covid-19

Kombinasi filter HEPA dan sinar UV efektif kurangi partikel virus penyebab Covid-19.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Alat disinfeksi sinar UVC dioperasikan di kamar hotel. Dikombinasikan dengan HEPA filter, sinar UV tampak efektif menangkap partikel SARS-CoV-2, virus corona tipe baru penyebab Covid-19.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Alat disinfeksi sinar UVC dioperasikan di kamar hotel. Dikombinasikan dengan HEPA filter, sinar UV tampak efektif menangkap partikel SARS-CoV-2, virus corona tipe baru penyebab Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kombinasi filter HEPA dan sinar UV efektif dalam mengurangi partikel dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit (Covid-19) dari udara di rumah sakit. Penelitian ini dipimpin oleh ahli perawatan intensif Andrew Conway-Morris bersama Divisi Anastesi di School of Clinical Medicine di University of Cambridge, Inggris.

Menurut Conway-Morris, dalam penelitian terdahulu telah terungkap bahwa filter udara mampu menghilangkan partikel tidak aktif di sebuah lingkungan yang dikontrol. Namun, tidak diketahui bagaimana alat ini bekerja sebenarnya di luar ruang uji coba.

Baca Juga

Rekan penulis studi, Vilas Navapurkar, seorang dokter untuk Unit Perawatan Intensif (ICU) di Rumah Sakit Addenbrooke di Cambridge, Inggris mengatakan bahwa rumah sakit telah menggunakan filter udara portabel ketika fasilitas isolasi mereka penuh. Tetapi, bukti lebih lanjut diperlukan tentang apakah filter tersebut efektif atau ini dapat memberikan rasa aman yang palsu.

Para peneliti memasang filter udara di dua bangsal perawatan Covid-19 di rumah sakit yang terisi penuh oleh pasien. Dari sana ditemukan bahwa filter HEPA dapat menangkap partikel yang sangat kecil.

Tim studi mengumpulkan sampel udara dari bangsal selama satu pekan, saat filter udara menyala, serta dua pekan saat dimatikan. Mereka lalu membandingkan hasil penelitian

Menurut penelitian, SARS-CoV-2 di udara terdeteksi di bangsal pada lima hari sebelum aktivasi penyaringan udara/UV. Namun, tidak satu pun dari lima hari ketika filter udara/UV beroperasi, di mana SARS-CoV-2 terdeteksi lagi pada empat dari lima hari ketika filter dimatikan.

SARS-CoV-2 yang ditularkan melalui udara tidak sering terdeteksi di ICU, bahkan ketika filter dimatikan. Menurut studi, disarankan beberapa penjelasan potensial untuk ini, termasuk replikasi virus yang lebih lambat pada tahap penyakit selanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement