REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Proses pengembangan diri pada manusia, tentunya tidak terlepas dari prinsip-prinsip tentang kebiasaan (habit) yang dilakukan agar dapat memiliki kehidupan yang lebih efektif. Menarik untuk ditelaah lebih mendalam, bagaimana habit yang membangun, sehingga kesuksesan dapat diraih khususnya pada profesi sebagai karyawan.
Untuk itulah, kelompok dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang diketuai Ratih Hastasari beserta anggotanya, Irwan Raharja, Slamet Heri Winarno, Tri Lestari dan dibantu beberapa mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat (PM).
Dalam kegiatan yang berlangsung secara daring pada Sabtu (2/10) lalu, pada karyawan agen properti PT Jaya Persada Indonesia Inkubator. Irwan selaku tutor dalam pelatihan ini menyampaikan, pengabdian masyarakat ini mengangkat tema ‘The 7 Habits of Highly Effective People’.
“Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda, namun biasanya yang menjadi karakter kita saat ini merupakan kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari,” tutur Irwan.
Ia menjelaskan, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus secara tidak sadari merupakan cerminan dari karakter yang pada akhirnya menghasilkan efektivitas dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
“Mengubah kebiasaan dari yang kurang baik, menjadi kebiasaan yang lebih baik tentunya akan meningkatkan kualitas kita sebagai individu. Meskipun demikian, mengubah kebiasaan tidaklah mudah, bahkan mungkin merupakan proses yang menyakitkan bagi seseorang,” ujarnya.
Ia memaparkan, mengubah kebiasaan harus dimotivasi oleh harapan yang lebih tinggi dan harus mampu untuk mengendalikan apa yang tidak berhubungan dengan harapan di masa depan.
“Sesuai dengan buku yang ditulis Stephen R. Covey, ada 7 kebiasaan yang dapat dilakukan oleh manusia agar dapat memiliki kehidupan yang efektif,” paparnya.
Berikut 7 kebiasaan tersebut antara lain be proactive, begin with the end in mind, put first things first, seek to understand then be understood, think “win/win”, synergize, dan sharpen the saw.
“Sangat panting bahwa seseorang memahami potensi dan karakter dalam dirinya, sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan dirinya,” pungkasnya.
Ratih Hastasari selaku ketua kelompok PM mengatakan bahwa tujuan dari pelatihan ini untuk lebih mengenalkan sekaligus memperkaya pengetahuan karyawan tentang 7 kebiasaan untuk pengembangan diri.
“Ini merupakan wujud kepedulian dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas BSI, dalam rangka sharing knowledge dengan masyarakat, khususnya karyawan agar lebih memahami bagaimana mengelola habbit agar mencapai kesuksesan,” terang Ratih, Sabtu (2/10) lalu.
Disisi lain, Wahyudi sebagai salah satu peserta turut pula menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat berlanjut dikemudian hari.
“Kami sangat senang bisa mendapatkan ilmu yang mungkin tidak didapatkan pada tempat lain dan semoga kegiatan ini dapat berlanjut ke depannya,” tutur Wahyudi, Sabtu (2/10) lalu.