Kamis 14 Oct 2021 09:30 WIB

Serangan Panah di Norwegia Tewaskan Lima Orang

Seorang pria melakukan serangan dengan busur dan anak panah mengakibatkan korban jiwa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Polisi di sebuah lokasi penyerangan. Seorang pria melakukan serangan dengan busur dan anak panah mengakibatkan korban jiwa. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/Terje Pedersen
Polisi di sebuah lokasi penyerangan. Seorang pria melakukan serangan dengan busur dan anak panah mengakibatkan korban jiwa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KONGSBERG -- Seorang pria melakukan serangan dengan busur dan anak panah sehingga menewaskan lima orang serta melukai dua lainnya di kota Kongsberg, Norwegia tenggara. Polisi setempat mengatakan pelaku telah ditangkap pada Rabu (13/10) tapi motif serangan belum diketahui.

"Pria itu telah ditangkap. Dari informasi yang kami miliki sekarang, pelaku ini melakukan tindakan ini sendirian," kata Kepala Polisi Kongsberg, Oyvind Aas, dilansir Aljazirah pada Kamis (14/10).

Baca Juga

Menurut polisi, tersangka berjalan di sekitar kota dan menyerang orang-orang dengan panah. Polisi Norwegia mengatakan mereka akan menyelidiki apakah serangan itu merupakan tindakan terorisme.

“Mengingat bagaimana peristiwa berlangsung, wajar untuk menilai apakah ini serangan teroris. Pria yang ditangkap belum diinterogasi dan masih terlalu dini untuk mengatakan apa pun tentang motifnya," ujar Aas.

Serangan itu terjadi di area yang luas di Kongsberg, yang berpenduduk sekitar 28 ribu orang. Ketika mendapatkan laporan tentang serangan itu, polisi langsung bergerak ke tempat kejadian sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Polisi berhasil menangkap pelaku sekitar 20 menit kemudian.

Polisi menuturkan tersangka telah dibawa ke kantor polisi di kota terdekat, Drammen. Namun polisi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang pelaku. Stasiun TV2 melaporkan pria itu juga memiliki pisau atau senjata lain.

Setelah serangan itu, direktorat polisi segera memerintahkan petugas di seluruh negeri untuk membawa senjata api. Seperti diketahui, polisi Norwegia biasanya tidak bersenjata tetapi mereka memiliki akses ke senjata dan senapan apabila diperlukan.

"Ini adalah tindakan pencegahan ekstra. Sejauh ini tidak ada indikasi ada perubahan tingkat ancaman nasional,” kata direktorat polisi dalam sebuah pernyataan.

Polisi mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah dan beberapa lingkungan telah ditutup. Tayangan televisi menunjukkan ambulans dan polisi bersenjata berada di daerah Kongsberg. Helikopter dan tim penjinak bom juga dikerahkan ke lokasi kejadian.

Perdana Menteri Erna Solberg mengatakan serangan panah tersebut sangat mengerikan. Dia memastikan polisi telah bertindak untuk meredakan situasi.

"Saya mengerti banyak orang takut, tetapi penting untuk menekankan bahwa polisi sekarang memegang kendali," kata Solberg.

Kekerasan bersenjata jarang terjadi di Norwegia, tetapi negara itu telah mengalami beberapa serangan sayap kanan. Anders Behring Breivik melakukan serangan kembar yang menewaskan 77 orang pada 22 Juli 2011. Breivik pertama kali meledakkan bom di ibu kota Oslo di sebelah gedung yang menjadi kantor perdana menteri. Dia kemudian melakukan penembakan di kamp musim panas di pulau Utoya.

Pada Agustus 2019, Philip Manshaus menembaki sebuah masjid di pinggiran Oslo. Dia berhasil dikepung oleh jamaah masjid dan tidak ada yang terluka parah dalam serangan tersebut. Manshaus memproklamirkan dirinya sebagai neo-Nazi. Sebelum menembaki masjid, dia telah menembak mati saudara tirinya yang diadopsi dari China. Jaksa menyebut serangan itu sebagai tindakan rasis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement