REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar telah bertekad menyalonkan ketua umumnya Airlangga Hartarto di Pilpres 2024. Keputusan itu sudah diambil sejak 2019 saat Musyawarah Nasional (Munas) Golkar.
Sejumlah nama juga sudah disebut-sebut cocok untuk mendampingi Menteri Pereokonomian itu melenggang ke Istana di antaranya Erick Thohir dan Sandiaga Uno.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan faktor kesukuan formasi ideal untuk menjadi pemimpin di Indonesia.
“Karena hal itu juga menunjukkan keseimbangan dan stabillitas relasi antara Jawa sebagai mayoritas dan non-Jawa sebagai minoritas,” kata Wasisto saat dihubungi Jumat, (15/10)
Wasisto mengatakan, Airlangga dinilai cukup untuk mewakili suara dari kalangan jawa. Sementara Erick Thohir dan Sandiaga Uno dari luar jawa.
“Saya pikir Erick dan Sandiaga akan menjadi cawapres ideal bagi Airlangga dan Prabowo jika kita merunut pada pola Jawa dan non Jawa,” kata dia.
Tapi, faktor Jawa dan non-Jawa bukan satu-satunya indikator dalam memilih pasangan capres dan cawapres. Faktor identitas menjadi penting juga untuk dipertimbangkan.
“Melihat kecenderungan sekarang karena adanya faktor identitas bisa jadi faktor agama diikutkan dalam nominasi capres dan cawapres itu,” terang dia.