Ahad 17 Oct 2021 12:46 WIB

Macron Kecam Pembantaian Orang Aljazair oleh Polisi Prancis

Pembantaian dilakukan oleh Kepala Polisi Paris Maurice Papon pada 1961.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto:

Namun Blanchard mempermasalahkan keputusan bahwa, mengapa hanya Papon yang harus bertanggung jawab atas tragedi berdarah tersebut. Blanchard mengatakan, Perdana Menteri saat itu Michel Debre dan Presiden Charles de Gaulle tidak dimintai pertanggungjawaban atas penyembunyian atau fakta bahwa Papon tetap menjadi kepala polisi Paris sampai 1967.

Protes pada 1961 diserukan sebagai tanggapan terhadap jam malam ketat yang diberlakukan terhadap warga Aljazair. Pemberlakuan jam malam bertujuan untuk mencegah gerakan perlawanan FLN mengumpulkan dana, menyusul serentetan serangan mematikan terhadap petugas polisi Prancis.

Beberapa kekerasan terburuk terjadi di jembatan Saint Michel dekat katedral Notre-Dame. Ketila itu, saksi mata melaporkan melihat polisi melemparkan orang Aljazair ke Sungai Seine.Polisi menangkap sekitar 12 orang Aljazair, memukuli beberapa sampai mati dan menembak orang lainnya pada saat itu.

Sebuah laporan dari sejarawan Benjamin Stora awal tahun ini mendesak komisi kebenaran atas perang Aljazair. Tetapi Macron tidak mengeluarkan permintaan maaf secara resmi. Macron membentuk komisi sejarah yang menemukan bahwa, Prancis memiliki tanggung jawab yang besar atas genosida tahun 1994 di Rwanda.

"Prancis melihat semua sejarahnya dengan jernih dan mengakui tanggung jawab yang telah ditetapkan dengan jelas," kata Istana Elysee dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement