Senin 18 Oct 2021 21:38 WIB

Colin Powell, Pria Kulit Hitam Pertama yang Jadi Menlu AS

Selain berkarier cemerlang, Powell juga dikenal dengan pidato yang memicu perang Irak

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Mantan menlu AS Colin Powell meninggal pada usia 84 tahun karena komplikasi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA/Michael Reynolds
Mantan menlu AS Colin Powell meninggal pada usia 84 tahun karena komplikasi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Mantan menteri luar negeri (menlu) Amerika Serikat (AS) Colin Powell tutup usia di 84 tahun karena komplikasi Covid-19. Keluarganya mengakui dia telah divaksinasi penuh. Powell meninggalkan seorang istri, Alma Vivian (Johnson) Powell, yang dinikahinya pada 1962, serta tiga anak.

Colin Luther Powell lahir di Harlem, New York, AS pada 5 April 1937. Dia merupakan imigran Jamaika. Setelah dibesarkan di South Bronx, Powell bersekolah di City College of New York. Saat itu dia berprestasi dalam ROTC, memimpin tim latihan presisi, dan mencapai peringkat teratas yang ditawarkan oleh korps, kadet kolonel.

Baca Juga

"Saya menyukai struktur dan disiplin militer," kata Powell menurut profil CNN tentang dia pada awal 2000-an. "Saya merasa agak berbeda mengenakan seragam. Saya tidak berbeda dalam hal lain," ujar dia dikutip laman CNN.

Dia kemudian dikenal sebagai jenderal dan negarawan Amerika. Powell merupakan pejabat AS kulit hitam pertama yang menjabat sebagai menteri luar negeri periode 2001-2005. Powell juga merupakan seorang prajurit profesional terkemuka dan perintis.

Karier membawanya dari tugas tempur di Vietnam menjadi penasihat keamanan nasional kulit hitam pertama selama akhir kepresidenan Ronald Reagan. Dia juga pernah menjabat sebagai ketua Kepala Staf Gabungan Afrika-Amerika termuda dan pertama di bawah Presiden George H.W. Bush. Popularitas nasionalnya melonjak setelah kemenangan koalisi pimpinan AS selama Perang Teluk, dan untuk sementara waktu di pertengahan 90-an, ia dianggap sebagai pesaing utama untuk menjadi presiden kulit hitam pertama AS.

Namun reputasinya membawa citra buruk ketika sebagai menteri luar negeri pertama George W. Bush dia membawa pernyataan salah ke PBB untuk mengadvokasi Perang Irak. Presentasinya kala ini kemudian dia sebut sebagai "noda" dalam catatannya.

Bush mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Powell adalah pelayan publik yang hebat yang sangat disukai Presiden sehingga dia mendapatkan Presidential Medal of Freedom sebanyak dua kali. "Dia sangat dihormati di dalam dan luar negeri. Dan yang paling penting, Colin sangat dihormati oleh keluarga dan sebagai seorang teman," kata Bush.

Meskipun Powell tidak pernah mengajukan tawaran ke Gedung Putih, ketika dia dilantik sebagai menteri luar negeri Bush pada 2001, dia menjadi pejabat publik kulit hitam berpangkat tertinggi hingga saat ini di negara itu. Dia berdiri di urutan keempat dalam garis suksesi presiden.

"Saya pikir itu menunjukkan kepada dunia apa yang mungkin terjadi di negara ini," kata Powell tentang pencalonannya yang membuat sejarah selama dengar pendapat konfirmasi Senat.

"Ini menunjukkan kepada dunia bahwa: Ikuti model kami, dan selama periode waktu dari awal kami, jika Anda percaya pada nilai-nilai yang dianut, Anda dapat melihat hal-hal ajaib seperti saya duduk di depan Anda untuk menerima persetujuan Anda," katanya kala itu.

Powell kemudian mendukung Barack Obama sebagai presiden kulit hitam pertama. Pengumuman itu dipandang sebagai dorongan signifikan bagi pencalonan Obama karena daya tarik populer Powell yang tersebar luas dan statusnya sebagai salah satu orang kulit hitam Amerika yang paling menonjol dan sukses dalam kehidupan publik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement