Kamis 21 Oct 2021 10:32 WIB

Rusia Desak Bantuan Internasional untuk Afghanistan

Rusia menyesali keputusan AS untuk menjauh dalam pembicaraan dengan Taliban.

 Utusan presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov (kiri) berjabat tangan dengan anggota delegasi politik dari gerakan Taliban Afghanistan Mawlawi Shahabuddin Dilawar (kanan) sebelum pembukaan pembicaraan yang melibatkan perwakilan Afghanistan di Moskow, Rusia, 20 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO
Utusan presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov (kiri) berjabat tangan dengan anggota delegasi politik dari gerakan Taliban Afghanistan Mawlawi Shahabuddin Dilawar (kanan) sebelum pembukaan pembicaraan yang melibatkan perwakilan Afghanistan di Moskow, Rusia, 20 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Rabu (20/10) menyerukan mobilisasi bantuan internasional untuk mendukung Afghanistan. Pernyataan itu disampaikan Moskow saat menjadi tuan rumah bagi pembicaraan negara kawasan dengan Taliban.

Rusia menyesali keputusan Amerika Serikat untuk menjauh."Kami yakin bahwa inilah saatnya untuk memobilisasi sumber daya masyarakat internasional untuk memberikan Kabul dukungan kemanusiaan finansial yang efektif, termasuk untuk mencegah krisis kemanusiaan dan mengurangi arus migrasi," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan Lavrov kepada wartawan sebelum pembicaraan dengan Taliban serta para pejabat China dan Pakistan dimulai.Inisiatif Rusia dalam menjadi tuan rumah pembicaraan dan menggalang bantuan untuk Afghanistan adalah bagian dari upayanya untuk meningkatkan pengaruhnya di kawasan tersebut setelah Amerika Serikat menarik pasukannya dari Afghanistan. dan Taliban merebut kekuasaan pada Agustus.

Lavrov mengatakan menyesali ketidakhadiran Amerika Serikat dalam pembicaraan itu.Washington tidak menghadiri pertemuan di Moskow itu atas alasan teknis. Namun Gedung Putih berencana untuk bergabung dalam pembicaraan serupa pada masa depan.

Moskow terutama mengkhawatirkan risiko ketidakstabilan di negara-negara bekas Soviet di Asia Tengah.Pemerintah Rusia juga mengkhawatirkan kemungkinan arus migran dan aktivitas kelompok militan yang diarahkan dari Afghanistan.

"Kami menyeru gerakan Taliban, dan kami mendiskusikan ini dengan delegasi terhormat mereka ... agar mencegah Afghanistan digunakan sebagai wilayah untuk menyerbu negara-negara ketiga, khususnya negara tetangga," kata Lavrov.

Rusia berperang di Afghanistan pada 1980-an serta memiliki hubungan militer dan politik yang erat dengan negara-negara bekas Soviet di Asia Tengah yang berbatasan dengan Afghanistan.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement